jalanpanjang.web.id - Komitment Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai partai dakwah yang akan selalu menyuarakan keadilan kembali diuji, kali ini ujian berasal dari anggota DPR lainya. Suara keadilan yang dimaksud adalah melakukan penolakan rumah dinas untuk anggota DPR.
Anggota DPR dari PKS tidak setuju dan tidak mau menggunakan jatah rumah dinas yang disediakan dengan uang negara. Anggota Fraksi PKS Habib Nabil al Musawwa adalah salah satu anggota Dewan yang menolak menggunakan rumah dinas itu.
Penolakannya disampaikan lewat interupsi saat berlangsung sidang paripurna ke 11 di DPR RI. "Apa iya anggota DPR butuh rumah dinas?" ucap Nabil di forum sidang, Selasa 26 Oktober 2010.
Ia pun menawarkan solusi yang ternyata justru ditanggapi negatif anggota lain. "Kita itu, tanpa rumah dinas saja tetap akan bekerja. Kalau perlu, anggaran rumah dinas itu dialihkan saja untuk sekolah dasar, guru-guru. Kami tidak butuh itu," ujar Nabil.
Mendengar usulan Nabil, spontan saja anggota lainnya ribut. Suara bergumam terdengar dimana-mana. Paling kompak dan paling keras ketika Nabil mengatakan "Dialihkan saja untuk sekolah dasar atau guru" dan "Kami tidak butuh itu", mayoritas anggota DPR berteriak "huuuuuuu......."
Saat diteriaki, Nabil malah balik bertanya. "Kenapa harus menyoraki dan berteriak "huuuu...?"
Penolakannya disampaikan lewat interupsi saat berlangsung sidang paripurna ke 11 di DPR RI. "Apa iya anggota DPR butuh rumah dinas?" ucap Nabil di forum sidang, Selasa 26 Oktober 2010.
Ia pun menawarkan solusi yang ternyata justru ditanggapi negatif anggota lain. "Kita itu, tanpa rumah dinas saja tetap akan bekerja. Kalau perlu, anggaran rumah dinas itu dialihkan saja untuk sekolah dasar, guru-guru. Kami tidak butuh itu," ujar Nabil.
Mendengar usulan Nabil, spontan saja anggota lainnya ribut. Suara bergumam terdengar dimana-mana. Paling kompak dan paling keras ketika Nabil mengatakan "Dialihkan saja untuk sekolah dasar atau guru" dan "Kami tidak butuh itu", mayoritas anggota DPR berteriak "huuuuuuu......."
Saat diteriaki, Nabil malah balik bertanya. "Kenapa harus menyoraki dan berteriak "huuuu...?"
Sungguh sangat menyedihkan potret wajah para wakil rakyat di negeri ini, secercah harapan suara rakyat yang ada di tubuh DPR malah di jadikan bahan tertawaan. Anggota DPR yang sudah bergaji tinggi lebih mementingkan kepentingan dirinya sendiri dibanding masyarakat kecil yang hari-harinya semakin dililit kesusahan.
Semoga para wakil rakyat dari PKS akan selalu tegar meskipun hanya sendirian dan menjadi bahan tertawaan, ingat ratusan juta rakyat Indonesia mendukung perjuangan kalian.
Sumber ; Islamedia