CATATAN PERJALANAN KONVOI VIVA PALESTINA OKTOBER 2010


jalanpanjang.web.id - Catatan Penjalanan menembus blokade Gaza, ustdz Yoyoh Yusroh, Sebuah perjalanan  'Armada Keimanan'..armada yang memuat bukti keimanan yang kuat dan mendalam..menempuh segala resiko untuk melanjutkan misi-misi selanjutnya demi membebaskan saudaranya..paling tidak menunjukkan optimisme dan semangat pantang menyerah menembus blokade yang saat ini menimpa saudaranya
 
CATATAN PERJALANAN
KONVOI VIVA PALESTINA OKTOBER 2010


6 Oktober 2010
Alhamdulillah, peserta konvoi Viva Palestine 5 mewakili KNRP dari Indonesia, terdiri dari  Yoyoh dari Adara, Sylvi dari Salimah, Pipik dari UJ Center, dan Aqil dari JS UGM, telah bergabung bersama peserta Viva Paleatine 5 tadi pagi sebelum subuh. Kami membawa 2 mobil Toyota Land Cruiser dan Mitsubishi  Pajero  yang  keduanya berwarna putih  dan akan kami serahkan kepada masyarakat Gaza, serta bantuan lainnya  yang telah kami beli di pasar induk dan Pasar Alhamidiyah dekat Masjid umawiyah Damaskus. Bantuan berupa minyak goreng, minyak samin,  susu untuk anak, alat tulis;  yang terdiri dari  buku tulis, pensil,  penghapus, bolpein, tas sekolah,  baju untuk anak laki dan perempuan, pakaian bayi dll.  Kami bergabung dengan  peserta dari berbagai negara lainnya. Menurut panitia, Abu Umar, wakil ketua  panitia yang tinggal di syria,  mewakili Zahir yang saat ini sedang berada di Damascus dengan Goerge Galloway untuk bernegosiasi dengan kedutaan Mesir agar peserta konvoi dapat segera meninggalkan Latakkia Suriah,    menuju El-Arish, Mesir. Menurut kabar terakhir malam ini, bahwa peserta konvoi lainnya dapat memasuki El-Arish, kecuali Goerge Galloway. Tetapi semua kami berhrap agar george Galloway tetap ikut serta bersama kami.  Saat ini peserta yang berada di Ramallah camp terdiri dari 35 negara, 375 relawan, 253 mobil dengan berbagai macam bantuan kebutuhan masyarakat Gaza. Peserta masih menunggu keputusan panitia untuk keberangkatan ke El-Arish, dan malam ini kita mendapat suguhan yang menarik dari panitia berupa nasyid-nasyid perjuangan. Hal menarik lain  yang ada di sini adalah keikutsertaan masyarakat sekitar dalam menyambut kami, hal ini disebabkan karena banyak dari mereka adalah penduduk asli Palestina asal Ramallah,dan camp mereka diberi nama El-a’idin(orang yang ingin kembali). Sebagai contoh, kami yoyoh, sylvi, dan  pipik baru saja dijamu oleh Ibu Lina asal Haifa dengan jamuan makan malam ala Palestina dirumahnya.  Dan nampak  terlihat bahwa mereka adalah keluarga yang sangat menghargai tamu sesuai anjuran Rasulullah” Man kaana yu’minu billahi wal yaumil akhiri fal yukrim dhoifahu…barang siapa yang ber iman kepada Allah dan hari akhir maka mulyakan tamunya….(yoyoh y)

Tanggal 6 Oktober 2010, Latakia, Syria


Hari ini adalah hari kedua kami di Latakia,Syria. Alhamdulillah, hari ini lebih kondusif dan lebih produktif daripada hari sebelumnya, karena hari ini banyak kegiatan yang kami lakukan, diantaranya adalah shalat berjamaah dengan anggota konvoi lainnya dari berbagai Negara yang mayoritas beragama Islam. Begitu terasa nikmatnya dapat melakukan Shalat berjamaah dilapangan terbuka yang biasanya kita hanya melakukannya di dua waktu, Idul Fitri dan Idul Adha, kali ini kami melakukannya untuk Shalat lima waktu. Tidak ada yang menghalangi kenikmatan untuk melakukan shalat bersama-sama dilapangan dengan beralaskan rumput. Layaknya suasana darurat. Kegiatan lain yang kami lakukan adalah mengikuti rapat bersama panitia pada pukul 12.30, mendengarkan informasi tentang hasil negosiasi panitia dengan kedutaan Mesir di Syria, yang hasilnya masih belum ada perubahan dan perkembangan seperti kemarin. George Galloway mengatakan, beliau tidak menganggap masalah dengan pemerintah Mesir, akan tetapi masalah utama adalah dengan pemerintah Israel yang melakukan kejahatan kemanusiaan yang luar biasa terhadap saudara kita di Palestina. Untuk itu, George menyerahkan kepemimpinan kepada Kevin (Salah seorang panitia dari Inggris) dan memberikan arahan kepada konvoi untuk taat kepada aturan panitia dan senantiasa menjaga ketertiban dimanapun berada supaya masyarakat Gaza terkesan dengan peserta konvoi. Kemudian acara dilanjutkan dengan sambutan dari Kevin yang mengatakan bahwa konvoi akan sangat berarti ketika konvoi dipimpin langsung oleh George Galloway dan kalau ini terjadi, hal ini merupakan prestasi besar bagi pemerintah Mesir. Kevin juga berharap seperti harapan George tentang ketertiban. Adapun alasan George tidak bisa ikut rombongan dikarenakan oleh pada Viva Palestina 4 kemarin, beliau di deportasi oleh pemerintah Mesir. Acara tersebut diakhiri pada pukul 13.30. Berikutnya kami (peserta Perempuan Viva Palestina) mendapat undangan makan dari Ir. Lina di daerah pegunungan yang sangat nyaman dan disuguhkan hidangan khas Syiria. Acara hanya ramah tamah dan menikmati pemandangan yang indah di belakang rumah beliau. Malam harinya kami mengikuti acara rapat umum yang dihadiri oleh George Galloway kembali dan masyarakat umum dengan acara orasi dari berbagai Negara peserta VP 5. Dari negara teluk di wakili oleh Jordania, dari benua Afrika oleh Aljazair, dari Eropa oleh Irlandia dan Inggris, dari Asia diwakili oleh Indonesia yang kali ini diwakili oleh Ibu Sylvia dari Salimah yang menyampaikan kesan pesannya. Hal menarik yang disampaikan oleh George pada orasinya yang dipesankan khusus untuk ditulis oleh wartawan adalah, "kenapa pemerintah Mesir melarang saya untuk mengikuti konvoi melalui El-Arish, padahal saya adalah orang yang beriman pada hari hisab dan nanti saya dan Mubarok akan dihisab kelak oleh Tuhan dan Tuhan tidak akan menanyakan kepada saya, apa yang Mubarok lakukan, akan tetapi Tuhan akan menanyakan apa yang saya" lakukan. Sampai malam ini panitia menyatakan belum jelas waktu keberangkatan, apakah hari jumat atau sabtu, yang pasti kita diminta untuk senantiasa standby.



8 Oktober 2010
Hari ketiga di Latakia, kami rasakan lebih baik dari hari-hari sebelumnya, alhamdulillah. Hal ini disebabkan oleh karena kami sudah banyak mengenal saudara-saudara kami sesama relawan Viva Palestina dan sudah banyak mendapat informasi. Hanya saja, ada satu hal yang membuat sedih. Mobil Pajero yang gagah, mulus dan nyaman yang pada awalnya kami akan berikan untuk masyarakat Gaza ternyata tidak dapat kami bawa. Hal ini dikarenakan adanya pengumuman dari panitia yang mengatakan bahwa yang diperbolehkan untuk dibawa adalah mobil berjenis ambulance. Oleh karenanya kami memustuskan untuk mengganti mobil Pajero kami dengan mobil ambulance, seperti yang lainnya. Perlu diketahui beberapa Negara peserta Viva Palestina 5 kali ini antara lain, Malaysia dengan membawa 6 ambulance dengan 12 pengemudi, dua diantaranya wanita. Negara Teluk membawa 54 mobil Hyundai dengan jenis van yang dibeli oleh mereka di Jordan, 9 diantara mereka adalah wanita. Aljazair membawa 122 orang, 7 diantaranya wanita. Jordania membawa 108 orang dan 9 diantara mereka adalah wanita. Dan Indonesia yang diwakili oleh 4 orang dan 3 orang diantaranya adalah wanita. Mereka semua sangat antusias, begitu pula dengan panitia seperti Carol dari Inggris yang begitu ramah, Pipi dari Itali, Julie dari Irlandia, dan Amati dari Amerika. Menurut panitia ada sekitar 400 orang yang siap untuk berangkat menuju blokade Gaza.

Informasi tersebut kami peroleh saat bincang-bincang dengan peserta dari Negara lain, karena hari ini selain ada pertemuan rutin, juga ada acara khusus wanita yaitu Ladies Programme dimana kami saling berkenalan untuk menyebutkan nama, usia, alamat, profesi, dan tujuan mengikuti konvoi. Acara yang menarik ini dirancang oleh panitia perempuan. Ternyata kami dari berbagai negara muslim dan non muslim memiliki satu tujuan untuk membebaskan Gaza dari blokade dan bebaskan Al-Aqsha dan Palestina.

Terkait dengan waktu keberangkatan kami dari Latakia, masih belum mendapat kepastian, karena saat pertemuan rutin tadi siang yang dihadiri oleh Abu Badar - seseorang yang expert dalam konvoi dari Inggris - menyatakan hasil negosiasinya. Ia mengatakan bahwa kami semua pastinya ingin cepat berangkat dan sampai di Gaza, akan tetapi sampai saat ini kami belum bisa menyampaikan kapan kita bisa berangkat. Kami hanya bisa berharap agar semua peserta bersabar walau kami yakin bahwa saat-saat menunggu seperti ini tetap bernilai ibadah, dan cobalah bandingkan dengan penantian kita dengan penantian saudara-saudara kita disana yang untuk menunggu dibukanya blokade Gaza.

Semoga kami dapat tetap istiqomah untuk menunggu dengan penuh kesabaran dan semoga Allah memberikan kemudahan untuk konvoi agar dapat segera berangkat ke El-Arish menuju Gaza. Karena kami juga ingin sekali bertemu dengan rekan-rekan kami yang sudah sampai di El-Arish terlebih dahulu yaitu Ust. Muqoddam - KNRP, Agung - Salam UI, Helvi Tiana Rosa - FLP, Septi - Ummi, Ramadhian - HYPERLINK "http://Detik.com" \t "_blank" Detik.com , Shoddiq - TVONE dan juga perwakilan dari BSMI.

Yoyoh Yusroh
Komisi I DPR RI


9 Oktober 2010
Latakiya jumat ini diguyur hujan sejak dini hari. Kami melaksanakn qiyamul lail di ruang pertemuan terbuka dengan sebelas rakaat, dua kali ganti imam, imam pertama membacakan ayat-ayat jihad dengan bacaan gaya Syaikh Qusyairi, sedangkan imam yang kedua membaca surat Adz-Dzariyat selesai  dan diakhiri dengan witir dengan doa qunut dan doa lain yang sangat panjang yang ditujukan untuk kemudahan perjalanan dan membebaskan Al-Aqsho dan Palestina. Setelah Shalat Subuh ada kuliah Subuh yang disampaikan oleh salah seorang dari peserta dengan materi yang bagus diantaranya ia mengingatkan bahwa semua peserta dalam ribath, penantian saat ini adalah penantian yang bernilai ibadah di Negeri para Sahabat ini, ia menyebutkan Sahabat Abu Darda, Takoh historis Shalahuddin Al-Ayyubi, al-Auzai dll. Kemudian acara dilanjutkan dengan pembacaan dzikir ma’tsurat
Pukul 10.00 waktu setempat, diselenggarakan rapat tim pengarah yang meminta semua peserta untuk terlibat dalam memindahkan barang-barang yang diletakkan di lapangan terbuka, nampaknya panitia tidak mengantisipasi datangnya hujan sehingga banyak barang yang basah terkena air hujan. Akhirnya setelah shalat jumat kamipun turun memiindahkan barang dan mensortir yang basah dan yang kering mengganti kardus basah dengan kardus yang baru atau dimasukkan kedalam plastik. Kami peserta wanita mendapat tugas memindahkan obat dari kardus yang basah ke dalam kardus yang kering. Ada satu catatan kedepan agar panitia penghimpun bantuan lebih selektif dalam menerima bantuan obat-obatan, karena kenyataan yang sy dapatkan bahwa ada beberapa obat obatan yang sdh expire date atau mendekati exp seperti akan berakhir pd bulan desmbr atau januari 2011,  bahkan saya dapatkan juga banyak obat obatan sample. Bukan yang paten…
Setelah makan siang kami diminta untuk berkumpul di tempat pertemuan untuk mendengarkan pesan dariKhalid Misy’al yang inti pesannya adalah untuk melanjutkan perjuangan karena tidak mungkin kita membiarkan kejahatan Israel terhadap kemanusiaan di Palestina khususnya di Gaza saat ini, kalau peserta konvoi dilarang masuk Gaza berarti Israel bukan hanya melakukan kejahatan terhadap Palestina saja, melainkan Israel juga melakukan kejahatan kemanusiaan terhadap peserta konvoi dari berbagai negara yang ingin memberikan hak hidup yang layak bagi sudaranya.
Setelah teleconference dengan Khalid Misy’al, kami diundang untuk mengikuti diskusi dengan narasumber Abu Nazzal (Abu Barra) yang memberi informasi tentang apa yang dilakukan HAMAS untuk kemerdekaan Palestina, dan kami dari berbagai Negara mengemukakan berbagai hal tentang apa yang kami lakukan untuk mendukung perjuangan rakyat Palestina. Ketika penulis menyatakan tentang upaya HAMAS membina hubungan baik dengan negara minoritas Muslim Asia seperti di China dan Jepang, Beliau mengatakan belum terbina, tapi Beliau menyebut peran Mahatir Mohammad dan umat Islam di Indonesia yang sering memberikan dukungan moral. Alhamdulillah beliau tidak menyebut dukungan material dari masyarakat Indonesia yang kali ini belum maksimal.
Sore hari ketika kami inging membeli keperluan keluar camp, ternyata baru saja ada pengumuman semua peserta di larang keluar camp dan diminta untuk meletakkan mobil-mobil di tempat yang sudah diatur oleh panitia. Setelah beberapa saat kami mendengar dari pengeras suara agar semua peserta dan masyarakat setempat untuk menyambut kedatangan konvoi mobil dari Al-Jazair. Subhanallah, merinding rasanya ketika melihat iring-iringan mobil yang baru saja dijemput oleh peserta konvoi dari Al-Jazair dengan menggunakan sirine. Empat puluh mobil baru Hyundai yang mereka pesan dari Jordania dan baru saja diturunkan dari kapal. Penulis sempatr bertanya kepada peserta asal al jazair, apakah ini bantuan pemerintah al- jazair, beliau menjawab ini bantuan dari beberapa LSM di aljazair yang conceren dengan perjuangan P{alestina….Malu rasanya sebagai peserta dari Negara Muslim terbesar hanya mampu membeli tiga mobil dan hanya terealisasi dua mobil karena yang dapat ikut konvoi dari Syria hanya empat orang, sedangkan yang lain menunggu di el-arish mesir….semoga konvoi-konvoi berikutnya dari Indonesia bisa membawa lebih banyak lagi bantuan untuk saudaranya yang sedang terpenjara dan terjajah. (Yoyoh Yusroh)

10 Oktober 2010
Hari Sabtu, kegiatan kami seperti biasa, qiyamul lail, shalat subuh berjamaah mendengarkan kultum, yang isinya bahwa bekal perjalanan ada dua, bekal pertama ma’ruf, kita semua telah mengetahui apa yang kita bawa untuk mengikuti acara ini, ada bekal lain yang harus kita siapkan dan terus diperbaharui yaitu bekal ruhiyah, bekal ma’nawi sebagaimana Allah mengatakan bahwa Berbekallah kamu, dan bekal perjalan terbaik adalah Taqwa. Ketaqwaan adalah bekal perjalanan terbaik, ada lagi bekal yang lebih khusus untuk mempermudah keberangkatan kita ke Gaza. Yang pertama adalah melipat gandakan beramal sholeh dengan terlibat aktif dalam mengikuti semua mata acara di sini, termasuk mengikuti rapat,membersihkan ruangan, membuang sampah pada tempatnya, dll. Melaksanakan Tahajjud, melaksanakan sholat Dhuha, melaksanakan Shalat Jama’ah, memperbanyak wirid, melakukan kebaikan yang tidak tampak dihadapan manusia, dll.
Setelah rapat rutindengan informasi seputar persiapan kendaraan dan barang bawaan, semua kendaraan yang ada barangnya di unloading dipilah kemudian loading kembali, peserta dari Al-Jazair yang paling sibuk menghias mobilnya, baru penulis sadari bahwa empat puluh mobil yang mereka bawa adalah kontribusi dari berbagai ormas atau lsm disana, misalnya persatuan wartawan Al-Jazair dengan sticker sendiri, rganisasi Al-Irsyad sendiri dan ada bantuan yang memang dari masyarakat Al-Jazair
Sore hari pukul lima sora dilaksanakan konfrensi Pers, yang dihadiri oleh media lokal dan internasional, pj untuk kali ini adalah saudara Aqil, kami yang lainnya harus membeli perlengkapan yang masih kurang, diantaranya selimut yang harus kami bawa, mengingat cuaca semakin dingin, dan untuk mengantisipasi cuaca di El-Arish yang kami dengar sangat dingin dan ada kemungkinan kami harus menunggu dengan batas waktu tertentu di pelabuhan untuk mendapatkan hal yang kondusif. Sementara yang terjadi di konferensi pers adalah penyampaian oleh Kevin kepada media-media yang hadir bahwa apapun keputusan dari Mesir terkait kepastian keberangkatan kami akan selalu siap untuk berangkat. Konferensi Pers dimaksudkan untuk menekan pemerintah Mesir untuk segera mengizinkan rombongan untuk memasuki El-Arish.
11 Oktober 2010
hari ahad adalah hari yang sebelumnya kami anggap sebagai hari kepulangan kami dari  gaza, karena menurut  jadwal semula bahwa kami akan berangkat meninggalkan Lattakia menuju el Arish tanggal 5 oktober untuk mengarungi laut Mediteranian  dan kemudian tiba di pelabuhan el Arish tgl 7 kemudian masuk Gaza dan tinggal di Gaza selama 2 hari, sehingga tggl 9 oktober kami sudah meninggalkan Gaza  dan langsung kembali ke Jakarta, kecuali untuk teman teman yang baru pertama ke Mesir mungkin bisa stay di Mesir untuk wisata sejarah, karena banyak obyek wisata yang menarik untuk menambah wawasan di kairo dan  sekitarnya.

Kenyataan hari ini kami masih harus melakukan kegiatan rutin yang insyaAlloh semua bernilai ibadah,  dari qiyamul lail, sholat berjamaah, membaca Alma'tsurat kemudian sarapan yang jadwal tetapnya pkl 9 pagi, lebih siang 2 jam dari kebiasaan di jakarta.

Pkl 10.00 kami diarahkan untuk menyiapakan barang yang akan kami bawa, kalau kemarin mensortir obat obatan untuk  hari ini kami  mensortir kerdus kerdus basah yang isinya adalah buku tulis, buku bacaan, pencil, krayon, mainan anak dll yang kami pindahkan dari kerdus basah ke dalam kerdus baru, setelah selesai kami mulai unloading ambulance kami untuk kami masukan kedalam kerdus yang sudah di beri kode, misalnya Ind/stationary, ind/clothing, ind/book, ind/nutrition ind baby clothes, dll, dan sangat disayangkan ada barang2 kami yang terpaksa di tinggal seperti minyak goreng dan minyak samin, padahal salah satu permintaan mereka yang sangat sulit didapat di Gaza  adalah barang- seperti ini, karena 
kalaupun ada harganya bisa 6 sampai sepuluh kali lipat karena di dapat melalui terowongan.

Akhirnya diambil keputusan  untuk ikuti saja aturan yang ada, karena daripada memaksakan diri dari sini tapi akan disortir di perbatasan dan akan dimakan oleh yang tidak berhak, maka lebih baik kami tinggal barang tersebut disni untuk diberikan kepada pengungsi Palestina di perkemahan terdekat. Pukul 15 pekerjaan selesai, pas jam makan siang tiba, kami peserta perempuan makan bersama di Taman di dalam camp,  setelah makan ada jadwal pengajian mebahas tafsir Fi dzilalil Quran, pkl 17. 00 panitia mulai memasukkan barang yang sudah siap ke dalam mobil Aljazair termasuk barang barang sumbangan dari Indonesia, barang yang di masukkan adalah barang- barang yang sudah disesuaikan dengan aturan pemerintah mesir dimana aturan saat ini lebih ketat dibanding viva palestin sebelumnya, kalau keberangkatan sebelumnya ada 9 aturan saat ini menjadi 16 aturan., diantaranya  jenis mobil, ukuran mobil, panjang lebar dan tinggi tumpukan barang, jenis barang dan macamnya, dilarang membawa cairan termasuk minyak goreng, bahan kimia, makanan tertentu dan lainnya.

Setelah sholat magrib berjamaah magrib  kemudian  kultum, dilanjutakan dengan  Konfrensi press  yang di pimpin oleh  Kevin wakil George Galloway dalam acara ini, ia menjelaskan bahwa besok akan mulai kafilah pertama yang akan  bergerak menuju Pelabuhan Lattakia, insyaAlloh di mulai pkl 11.00, semua peserta dan masyarakat sekitar di minta hadir untuk melepas keberangkatan kafilah ini, Kafilah al Jazair yang di pilih untuk berangkat pertama dengan empat puluh mobil yang akan membawa bantuan untuk kebutuhan masyarakat Gaza. Bantuan tersebut berupa kebutuhan ibu hamil, menyusui, melahirkan, alat alat sekolah, pakaian dan kebutuhan lainnya yang disesuaikan dengan aturan pemerintah mesir. Saat WarTawan bertanya tentang siapa saja peserta konvoi kali ini, Kevin menjawab kami membawa Politisi dari Indonesia, dari Irlandia, kami membawa para dokter dari aljazair, Yordan, kami membawa para insinyur dan tehnisi dari Inggeris dan Yordan, kami membawa aktifis kemanusiaan y ang tidak pernah kenal lelah yang sudah mengemudi hampir dua pekan dari London sampai ke Syria, kami membawa artis dan wartawan yang semua memiliki satu tujuan Hentikan bolokade Gaza. Kevin juga menyampaikan bila pemerintah Mesir mengizinkan George masuk maka ini kemaslahatan bagi pemerintah Mesir, maslahat bagi masyarakat Gaza dan tentu kebahagiaan bagi peseta konvoi, kalau tidak diidzinkan maka kami tidak mementingkan kepentingan pribadi tapi kepentingan kemanusiaan labih diutamakan, di akhir konfrensi pers peserta dari al Jazair memulai teriakan 
Syuhada bil malaayin ala gozzah raaihin.....  Jutaan syuhada akan datang ke Gaza....Yang diikuti peserta lain dengan semangat.

Setelah konfrensi pers acara di lanjutkan dengan penampilan kesenian dari peserta konvoi dan masyarakT sekitar.....dari Indonesia Aqil tampil bernasyid  Panglima Prang dari Album Izzis dengan bahasa Aceh dan mendapat sambutan meriah dari hadirin..... 


Yoyoh Yusroh
Komisi I DPR RI

Dra. Yoyoh Yusroh
KETUA POKSI I DPR RI / F-PKS

Artikel Terkait



Tags:

Jalan Panjang.web.id

Didedikasikan sebagai pelengkap direktori arsip perjuangan dakwah, silahkan kirim artikel maupun tulisan Tentang Dakwah ke jalanpanjangweb@gmail.com