jalanpanjang.web.id - Butir-butir pasir itu berkumpul dan membentuk gugusan indah menjadi hamparan putih memanjang di garis pantai atau membentuk gurun di daratan atau berteman akrab dengan bebatuan gunung dn tersimpan di dalam tanah.
Hamparan pasir bisa berada di ketinggian puncak gunung karena muntahan letusan gunung berapi seperti yang berada di kawasan Gunung Merapi di Jawa Tengah dan Yogyakarta, atau Gunung Bromo di Jawa Timur. Hamparan pasir dapat pula berada di dataran biasa bersama dengan umumnya tanah di sudut yan berbeda. Hamparan pasir bisa juga berada di dataran terendah di garis pantai bersentuhan langsung dengan air laut.
Fenomena unik yang mengajarkan fleksibelitas ruang. Hamparan pasir mampu berada di atas ketinggian tanpa kegamangan dan keangkuhan, mampu berada di ruang tengah untuk bersama sama setara dengan tanah lainnya, sekaligus mampu pula berada di ruang terendah tanpa kehinaan dan rendah diri karena posisi.
Bentuk halus yang dimilikinya tetap berbeda dengan jenis tanah halus pada umumnya. Pasir putih yang menghampar di garis pantai maupun pasir hitam yang terselip di celah-celah bebatuan pegunungan memiliki peran yang sangat penting dalam menjernihkan suasana .
Ketika berada di pantai, ia mampu meredam dahsyat suara dentuman ombak. Ketika ombak laut menerjang karang maka akan terdengar beturan keras yang bisa jadi menakutkan bagi sebagian orang. Tetapi ketika ombak laut itu menerjang hamparan pasir, maka deru suaranya akan teredam, tinggal sedikit tersisa suara percikan air yang indah dan menyenangkan. Hamparan pasir pantai merubah ketakutan menjadi keceriaan.
Demikian juga ketika ia berada di celah-celah batu gunung, pasir itu menyaring air hujan yang turun dengan jernih, bersih dan segar. Tetapi ketika air hujan itu melewati tanah yang beraneka mcam warna dan jenisnya, air hujan berubah warna dan pesonanya.
Pasir gunung yang tersembunyi di antara bebatuan itu kemudian menjalankan fungsinya. Biarkan semua air yang telah melewati permukaan tanah dengan aneka warna masuk ke calah-celahnya. Pasir dan batu tak mengeluhkan kotoran yang terbawa. Silahkan semua masuk, silhakan semua datang. Dengan diam tanpa gemericik, butir-butir pasir itupun kemudian menyaring dan memancarkan kembali air sehingga tampak jernih dan menyegarkan.
Peran dan fungsi yang tidak pernah berubah untuk terus bekerja maksimal menjernihkan suasana. Butir-butir pasir itu berkumpul untuk meredam dentuman gelombang laut yang menakutkan. Butir-butir pasir itu mengolah air, agar kembali jernih dan murni, menemukan keasliannya setelah terpengaruh oleh kontaminasi warna tanah yang pernah merubah pesona keindahannya.
Makhluk solutif yang bekeja menetralisir keadaan. Apapun situasai dan keberadaan yang terjadi, mampu diolah mejadi berguna dan kembali indah seperti semula.
Butir-butir pasir memiliki bobot yang berbeda dengan butiran tanah pada umumnya. Butir-butir pasir betapapun kecilnya memiliki berat jenis dan keras mengkristal tidak seperti tanah di sekitarnya. Kualitas diri butir pasir yang keras dan berbobot inilah yang membuatnya tidak mudah terbang ditiup angin, berbeda dengan debu pada umumnya.
Demikian juga ketika diguyur hujan deras. Jika pada umumnya hamparan tanah akan berubah lembek, licin, dan becek, maka hamparan pasir akan semakin solid dan kokoh, tidak licin, becek maupun lembek, bahkan ia semakin kuat diinjak.
Butir-butir pasir mampu menghadapi tantangan, hembusan angin, terik panas, maupun hujan deras dengan tetap tenang, tidak terpengaruh, dan bahkan mampu merubah tantangan menjadi peluang dan kekuatan karena ia telah mengkristal dan memiliki bobot yang lebih berat dari tanah di sekitarnya.
Masalah bisa terjadi di setiap ruang dan waktu bagi seluruh makhluk ini. Kualitas diri makhluk itulah yang akan bisa membuat masalah kecil menjadi membesar dan tak terkendali atau sebaliknya, masalah yang sangat besar dapat disederhanakan dan bahkan msalah itu dapat dirubah menjadi kukuatan keuntungan.
Mungkin ada yang masih ingat masa kecil ketika bermain loncat jauh di sekolah atau di kampung halaman tempo dahulu. Gundukan pasir yang ditampung dalam bak loncat jauh itu menjadi landasan yan aman bagi pendaratan kaki peloncat, tanpa ada kekhawatiran rasa kesakitan atau bahaya patah kaki.
Demikian pula ketika benda kristal seperti gelas jatuh mengenainya. Jika di lantai biasa, apalagi lantai keramik yang keras dan licin, jika gelas jatuh sudah bisa dipastikan akan pecah, hancur berkeping-keping. Tetapi jika gelas itu jatuh di atas hamparan pasir, betapapun secara kimiawi pasir itu keras, tetapi tidak menjadi ancaman bagi gelas dan kristal lain yang jatuh membenturnya.
Insyaallah gelas yang jatuh di hamparan pasir itu akan tetap utuh, dan jika dalam gelas itu ada airnya, maka ketika jatuh dan tumpah, gelas akan aman, tidak pecah hancur berkeping, dan air yang tumpah akan terserap masuk, tidak dibiarkan menggenang, licin, apalagi membahayakan pejalan kaki.
Makhluk yang berperan untuk menjadi pengaman bagi orang lain yang sedang melakukan lompatan, atau tindakan yang dianggap membahayakan agar bisa terhindar dari ancaman cidera, mendarat dengan aman dan nyaman. Makhluk yang -betapapun kuat mengkristal- tetap save bagi sesamanya, mampu menyerap tumpahan unek-unek dan menyimpannya dengan baik, agar tidak menimbulkan genangan berita dan gunjingan bahaya, bisa menghapus ketidak nyamanan dan ancaman yang bisa mencelakakan orang lain.
Dalam struktur bangunan, peran pasir tidak bisa dinafikan. Pasir menjadi komponen penting bagi bangunan modern sekarang. Dan sekali lagi kristal-kristal pasir itu mampu berada di semua sudut bangunan dengan fleksibel. Ia bisa menjadi bagian dari pondasi, menjadi bagian dari lantai, menjadi bagian dari susunan dan konstruksi tembok, ia juga siap menjadi bagin dari atap.
Butir pasir dalam sebuah bangunan tak mudah tampak terlihat dengan kasat mata, ia tertutup oleh material lain, tertutup oleh keindahan cat tembok, terhalang oleh kilau marmer dan keramik lantai. Butir pasir berperan signifikan tetapi tetap tersembunyi dan tidak diperlihatkan.
Butir-butir pasir memiliki banyak kelebihan walaupun tidak tertutup dari kekurangan. Maka menjadi pribadi seperti hamparan pasir yang berguna dan positif akan menjadi bagian konstruktif bagi bangunan umat ini, sekarang dan masa yang akan datang.
Wallahu a’lam.
Ust Muhith Muhammad Ishaq