Seorang ahli komputer mendapat kontrak senilai 1,3 juta pound (sekitar Rp18,2 miliar) dari dinas rahasia Amerika Serikat (CIA) hanya dengan sesumbar bahwa dia berhasil mengembangkan perangkat lunak yang dapat menghentikan serangan Al Qaidah.
Seperti diberitakan Daily Mail, para pejabat CIA sangat percaya dengan omongan Dennis Montgomery, sampai-sampai, informasinya dijadikan dasar bagi keputusan presiden AS kala itu, George Bush, untuk memerintahkan satu pesawat penumpang dari London berbalik arah.
Pemerintah AS khawatir pesawat yang sedang terbang di atas samudera Atlantik itu dibajak. Informasi dari Montgomery (57) ternyata keliru, begitu juga informasi-informasi lainnya dari dia.
Yang membongkar “tipu-tipu” Montgomery adalah pemerintah Prancis. Mereka sangat marah ketika disebut ada masalah dalam keamanan penerbangan mereka. Prancis lalu menyelidiki teknologi Montgomery dan ternyata teknologi itu bohong.
CIA juga mempercayai informasi bahwa teroris Somalia berencana melakukan aksi saat pengucapan sumpah jabatan Presiden Obama di Washington DC tahun 2008. Salah seorang bekas pajabat CIA akhirnya mengaku “kami dikibuli”.
Montgomery mendapat kontrak itu setelah berhasil meyakinkan CIA dan Angkatan Udara AS bahwa perangkat lunaknya bisa memecah pesan-pesan rahasia teroris. Dia juga sesumbar perangkat lunak itu dapat mengungkap rencana teroris yang disandikan dalam siaran televisi Al Jazeera.
Tipuan lainnya adalah perangkat lunak itu bisa mengenali foto-foto teroris yang diambil dari pesawat mata-mata dan bisa mendeteksi kapal selam musuh.
Kasus itu tersebar luas ketika Harian The New York Times menulis hasil penyelidikan mereka tentang skandal Montgomery. Dokumen pengadilan yang berisi bukti-bukti bahwa perangkat lunak itu tak berguna, dirahasiakan oleh Departemen Kehakiman AS dengan tujuan tak membuat malu intelijen AS.
Montgomery tidak didakwa dengan pasal pidana karena dia bersedia mengembalikan uang yang sudah diterima. Saat ini dia menunggu persidangan di Nevada untuk kasus cek bermasalah senilai 1,1 juta pound yang dia berikan kepada kasino-kasino di Las Vegas. (Dakwatuna.com)