Catatan Ibnu Hasan Aththobari: Menyamar Jadi Pengemis Untuk Belajar Hadis Dari Imam Ahmad..



Ini termasuk kisah yang unik yang ditulis oleh sorang pakar hadits dan sirah dari Yordan Syeikh Abdul Fattah Abu Ghuddah mengenai kesabaran para ulama terdahulu dalam menuntut ilmu.

Ini terjadi pada diri seorang alim bernama Imam Baqi` ibn Makhlad Al-Andalusi, ia berangkat dari wilayah negri andalusia untuk menjumpai salah seorang imam dan mengambil ilmu darinya, namun saat ia sampai ditempat tujuan, ia mendapati sang imam sedang di isolir dan di cekal tidak boleh menjumpai atau dijumpai oleh manusia.
Maka ia membuat strategi unik sehingga ia bisa berjumpa sang imam dan belajar darinya, cara yang tak mungkin terbayangkan seandainya itu tidak terjadi..sejarah memang banyak melahirkan keunikan bahkan keajaiban

Syeikh Abdul Fattah Abu Ghuddah menuturkan, tercantum dalam al-manhajul ahmad fii tarajim ash-habil imam ahmad karya al-ulami dan didalam ikhtishaarun nablusi li thabaqatil hanabilah karya ibnu abi ya`la tentang biografi Imam Baqi` ibn Makhlad Al-Andalusi, beliau adalah Abu Abdirrahman Baqi ibn Madkhal Al-Andalusi Al-Hafiz lahir tahun 201 H, dia melakukan perjalanan ke Baghdad dengan kedua kakinya, keinginan besarnya adalah berjumpa dengan Imam Ahmad ibn Hanbal dan mengmbil ilmu darinya..

Dikisahkan darinya, dia berkata :" ketika aku hampir tiba di Baghdad aku mendengar berita ujian yang menimpa Imam Ahmad, beliau dilarang berkumpul dengan manusia, dilarang melakukan aktivitas mengajar oleh penguasa saat itu. Aku sangat sedih karenanya.. aku mencari tempat singgah dan mengontrak disana, aku letakkan barang bawaanku disana, aku tidak melakukan apapun kecuali mendatangi masjid jami` yang besar, aku ingin duduk di halaqah-halaqah yang ada dan mendengar apa yang mereka pelajari..

Aku datangi sebuah halaqah yang mulia, ternyata ada seorang ulama yang mengajarkan tentang keadaan para perawi hadis dia mendha`ifkan dan menguatkan mereka, aku bertanya kepada orang yang dekat denganku : " siapa dia?", dia menjawab : " beliau adalah Yahya ibn Ma`in". maka aku mencoba mendekatinya seraya berkata : " Ya Aba Zakaria, semoga Allah merahmatimu, aku adalah perantau yang negrinya jauh, aku ingin bertanya ttg sebagian hadis yang aku temui". Maka beliaupun merekomendasi baik sebagian mereka dan mengatakan cacat sebagian yang lain. Di akhir pertanyaan aku bertanya kepadanya tentang Hisyam ibn Ammar, aku banyak mengambil ilmu darinya. Yahya berkata :" Abul walid Hisyam ibn Ammar, ahli shalat dari Dimasq, tsiqah bahkan diatas tsiqah, dia adalah orang yang baik dan mulia". Para jamaah berkata :" cukup bagimu, semoga Allah merahmatimu, yang lain juga mau bertanya nih..".

Aku berkata sambil berdiri :" aku ingin bertanya padu tentang Imam Ahmad ibn Hanbal"
Yahya berkata :" beliau adalah imam kaum muslimin, orang terbaik dan termulia dari mereka"
Akupun mendapatkan info tentang Imam Ahmad, akupun mencari rumahnya dan seorang menunjukkan aku dimana rumahnya, setelah sampai aku mengetuk pintunya, beliau keluar membuka pintu, akupun segera berkata setelah memberi salam :" Ya Aba Abdillah, saya adalah perantau datang dari negri yang jauh, ini kedatanganku pertama kali di negri ini, aku pencari hadis dan pengumpul sunnah, aku datang dari jauh karena ingin berjumpa denganmu". Imam Ahmad berkata :" masuklah ke lorong itu, jangan sampai terlihat dengan siapapun"
Setelah masuk, beliau berkata :" dimana negrimu? Aku jawab : " dari daerah maghrib yang jauh". Beliau bertanya :" dari afrika?" . aku jawab :" lebih jauh lag, aku menyebrangi lautan untuk sampai di afrika, negriku adalah andalusia". Dia berkata :" negrimu benar-benar jauh, tidak ada yang lebih aku sukai daripada membantu orang sepertimu dengan baik untuk memenuhi keinginanmu, hanya saja saat ini aku tengah menghadapi ujian dengan sesuatu yang mungkin kamu sudah mendengarnya". Aku berkata :" ya, aku mendengarnya saat aku hampir tiba disini.."
Aku berkata :" ya Aba Abdillah, ini adalah kedatanganku yang pertama, aku adalah orang yang tidak dikenal dikalangan kalian, jika anda berkenan aku akan datang setiap hari dengan menyamar sebagai peminta-minta, didepan pintu aku akan mengatakan apa yang biasa dikatakan pengemis, lalu anda keluar ketempat ini, seandainya anda tidak menyampaikan kecuali satu hadis saja setiap hari, itu sudah cukup bagiku.."
Imam Ahmad berkata :" baik, dengan syarat kamu jangan datang di halaqah-halaqah dan tidak pula kepada ahli hadis"
Aku berkata :" baiklah, aku janji".

Pada hari berikutnya, aku mengambil ranting pohon, lalu mengikat kepalaku dengan kain, menyamar jadi pengemis. Kertas dan tinta aku sembunyikan dibalik bajuku. Lalu aku datang ke pintu rumahnya sambil berteriak :" pahala, semoga Allah merahmati kalian", begitu yang diucapkan oleh pengemis disana, dia keluar padaku lalu menyampaikan hadis, dua, tiga atau lebih padaku"..

Aku terus melakukan itu sampai penguasa yang menimpakan ujian kepada Imam Ahmad mati, setelah itu kekuasaan diambil alih oleh orang yang bermazhab ahlus sunnah, maka Imam Ahmad-pun kembali muncul dan manusia berbondong-bondong mendatanginya, beliau semakin mengetahui kesabaranku yang sebenarnya. Jika aku mendatangi halaqahnya dia melapangkannya untukku dan mendekatkan diriku padanya sambil berkata kepada para ahli hadis :" orang ini berhak mendapatkan predikat sebagai penuntut ilmu" lalu ia menceritakan kisahku bersamanya.. dia membacakan hadis padaku dan aku membacakan untuknya

Suatu saat aku sakit, Imam Ahmad mencariku karena aku tidak hadir di majlisnya, dia bertanya tentang diriku dan ada yang memberi tahu tentang kondisiku, maka beliau segera berdiri lalu berjalan ketempat tinggaku diiringi oleh orang banyak. Saat itu aku tidur di kamar yang aku sewa beralas tikar, berselimut kain dan buku-buku ada didekat kepalaku. Aku mendengar suara gaduh di kontrakanku, aku mendengar orang berkata :" dia disana, lihatlah ini Imam kaum muslimin datang". Pemilik rumah pun datang padaku dengan tergopoh-gopoh, dia berkata padaku :" hai Aba Abdurrahman, ini Abu Abdillah Ahmad ibn Hanbal, imam kaum muslimin datang untuk menjengukmu"

Imam Ahmad segera masuk, dia duduk disisi kepalaku, kamar penuh sesak sampai tidak muat, sebagian berdiri diluar, sementara pena tergenggam di tangan mereka.
Imam Ahmad berkata padaku :" berbahagialah dengan pahala Allah, engkau telah menjalani hari-hari sehat yang tidak ada sakit padanya, sekarang engkau menjalani hari-hari sakit yang tidak ada sehat padanya, semoga Allah meninggikan derajatmu, mengusapkan kesembuhan padamu dengan tangan Kanan-Nya". Aku melihat pena-pena menulis apa yang di ucapkan Imam Ahmad.

Lalu Imam Ahmad keluar meninggalkanku, para penghuni penginapan berduyun-duyun mendatangiku, mengasihiku dan melayaniku dengan pamrih agama karena ingin mendapat pahala dari Allah, ada yang membawa kasur, selimut dan makanan yang lezat. Dalam merawat diriku yang sakit mereka lebih perhatian dari keluargaku, hal itu disebabkan aku telah dijenguk oleh seorang laki-laki shalih.

Imam Baqi` ibn Makhlad wafat tahun 276 H di Andalusia.. semoga Allah merahmati beliau..

Sumber : terjemah dr Shafahat min shabril Ulama` Syeikh Abdul Fattah abu Ghuddah
               http://www.facebook.com/ahmadsahalhasan?ref=search#!/notes.php?id=100000333975953

Artikel Terkait



Tags:

Jalan Panjang.web.id

Didedikasikan sebagai pelengkap direktori arsip perjuangan dakwah, silahkan kirim artikel maupun tulisan Tentang Dakwah ke jalanpanjangweb@gmail.com