"Saya tak perlu ngontrak lagi seperti Antum Ustadz".


jalanpanjang.web.idSampai saat ini saya masih tertegun. Rasa bahagia bercampur sedih, bangga, perihatin dan malu, aduk bercampur semua menjadi satu. Ketika saya bercerita tentangnya pada teman-teman, mereka rata-rata spontan bertanya pada saya, "masak sih?". Pertanyaan semacam itu, menunjukkan bahwa hal itu adalah sebuah ketidak laziman.

Dalam budaya hidup matrealistik seperti sekarang, apa yang dialami saudara sekaligus guru saya ini, sebut saja namanya "Abdullah", memang bukanlah suatu kelaziman. Iya, tak lazim. Bagaimana mungkin, beliau yang seorang dosen di perguruan tinggi swasta terbesar di Malang, dan sekaligus adalah anggota DPRD Propinsi Jawa Timur, dan istrinya juga adalah seorang dokter, tapi sampai sekarang masih belum punya rumah. Apalagi mobil!.

Rumah beliau masih ngontrak. Kontrakan yang tak lebih bagus dari rumah dinas saya. Sesekali beliau memang tampak membawa mobil. Tapi, mobil tersebut adalah mobil operasional partainya. Beliau memang berhak mempergunakannya. Karena posisi beliau sebagai sekretaris umum wilayah, tentunya menjadikan beliau harus banyak berkunjung ke kabupaten/kota di Jawa Timur.

Sebenarnya kalau beliau mau, (dengan tanpa korupsi), untuk punya rumah dan mobil, saya rasa bukanlah suatu hal yang sulit. Di dewan, sekarang beliau duduk sebagai wakil ketua komisi B yang membidangi ekonomi. Apalagi, istri beliau juga adalah seorang dokter. Dokter adalah profesi, yang kata orang, bisa cepat untuk mengumpulkan uang. Itu profesi yang bersifat permanen. Kalau anggota dewan, atau jadi pejabat, adalah profesi tak permanen yang paling cepat mengumpulkan uang dengan cara yang wajar. Terlebih lagi kalau mau dengan cara yang tak wajar.

Di tengah perilaku korup pemegang amanah kekuasaan di negeri ini, melihat beliau, saya masih optimis bahwa kondisi bobrok mental korup seperti pejabat kita saat ini, masih bisa untuk dibenahi. Tentunya kalau orang-orang seperti Abdullah ini yang dipilih masyarakat untuk menjadi pemimpin mereka.

Hanya saja masalahnya, orang seperti beliau ini jarang dimahui masyarakat untuk dipilih. Bukan karena mereka tak percaya akan kejujuran, keshalehan dan integritas moral mereka. Tapi lebih pada bahwa kenyataannya orang-orang seperti beliau ini, biasanya tak punya uang. Padahal masyarakat kita sekarang adalah masyarakat yang pragmatis. Mudah terpikat dengan janji-janji manis. Gampang terbujuk dengan fulus yang tak "mulus". Dan mereka rapuh sekali untuk bisa bertahan menghadapi dahsyatnya serangan fajar.

Kembali pada cerita tentang Ustadz Abdullah... Beliau adalah sosok sedikit politikus yang berkarekter. Tak mudah terperdaya oleh godaan rayu gelimang harta yang menjajikan "kenyamanan" hidup. Tak mudah hanyut dalam pusaran uang yang setiap hari dihadapinya. Komisi B, adalah komisi ekonomi, yang kata orang adalah komisi basah.

Saya malu pada beliau. Di tengah seabrek kesibukan kerja yang sedemikian menumpuk, beliau masih rajin mengaji. Di tengah kejaran tugas kedewanan yang menyita waktu, beliau masih rajin bersilaturrahim. Saat beliau menduduki jabatan strategis di partai maupun di parlemen, beliau masih mudah dihubungi. Masih bersedia menerima tamu, pada malam yang sudah larut sekalipun. Sebagaimana kedatangan saya ke rumahnya malam itu. Beliau yang baru masuk rumah, setelah seharian bergerak, masih menyambut kedatangan saya dan seorang teman, dengan senyum terindahnya. Senyum yang tak berubah sedikitpun dari masa dulu ketika kami masih sering bertemu... Malam itu beliau berkata, "ana masih ingat akhi, dulu beberapa kali kita kumpul di tempat Antum. Rumah Antum sempit sekali. Sampai-sampai untuk bisa duduk bagi kita yang sepuluh orang, saya harus merapatkan lutut saya." Kemudian kenangan beliau itu saya jawab, "alhamdulillah Ustadz, sekarang saya sudah tinggal di rumah baru, jauh lebih besar dan bagus dari rumah yang dulu. Walau bukan rumah sendiri, tapi yang jelas, saya tak perlu ngontrak lagi seperti Antum".

Artikel Terkait



Tags:

Jalan Panjang.web.id

Didedikasikan sebagai pelengkap direktori arsip perjuangan dakwah, silahkan kirim artikel maupun tulisan Tentang Dakwah ke jalanpanjangweb@gmail.com