Penerjemah:

Abu Ahmad

_________

Risalah dari Ust. Muhammad Mahdi Akif, Mursyid Am Ikhwanul Muslimin, 22-01-2009

Tahiyah (selamat) yang dapat mengalir di tubuh umat, sehingga dia hidup dan menyinari jalan dan dapat diketahui mana yang sebagai teman dan mana musuh yang harus dilawan.

Tahiyah (selamat) yang dapat membangkitkan ruh (spirit) di seluruh tubuh umat dan menggelorakan ruh (spirit) jihad sehingga dapat menyeru dengan suara yang lantang ” Anugrahkanlah kepada saya wangi surga” “Wahai tentara Allah berlari lah”

Tahiyah (selamat) yang dapat menggerakkan nurani bangsa dan masyarakat di berbagai tempat untuk mengembalikan permasalahan Palestina sebagai pusat pembicaraan dan perbincangan di seluruh dunia, setelah hampir saja terlupakan.

Tahiyah (selamat) yang telah dapat mengembalikan tsiqah kepada bangsa itu sendiri, dan dengan kemampuannya mampu melakukan perlawanan terhadap kezhaliman dan kejahatan.

Tahiyah (selamat) yang telah dapat memberikan pelajaran yang begitu banyak kepada umat bahwa perlawanan adalah merupakan jalan satu-satunya untuk mampu menghentikan berbagai agresi yang keji dan mengembalikan hak-hak setiap warga.

HAMAS telah mewujudkan kemenangan secara kongkret

Sekarang, setelah berlalu saat-saat menegangkan berupa perang di Gaza, apa yang mampu diwujudkan dari target musuh Zionis?

Bahwa tujuan awal dari perang yang dilancarkan Zionis adalah menghancurkan keinginan bangsa Palestina, menghancurkan pasukan perlawanan, menghancurkan HAMAS, dan menghentikan serangan roket yang ditujukan ke berbagai tempat pemukiman zionis dan daerah jajahan, serta menghentikan masuknya persenjataan ke pasukan perlawanan… apakah semua itu berhasil di wujudkan?

Sungguh bangsa Palestina di Jalur Gaza menghadapi kebrutalan Zionis yang begitu keji, namun dengan penuh ketegaran dan kepahlawanan serta keteguhan, sekalipun dengan pengorbanan yang begitu besar yang dihadirkan oleh komponen manusia, pepohonan dan bebatuan, namun karena keinginannya yang tidak mau dilecehkan dan azamnya yang tidak sudi di hinakan, mereka (HAMAS) tidak mau jatuh dan kalah, bahkan mereka menjadi tambah kuat dan kokoh di dalam hati bangsa Palestina, di dunia Arab dan dunia Islam bahkan di seluruh dunia, sementara roket-roket HAMAS tidak mampu dihentikan oleh mereka, bahkan pada saat Olmert melakukan jumpa pers yang mengumumkan segera dilaksanakannya gencatan senjata roket-roket Al-Qassam tetap tidak mampu dihentikan, dan sebagaimana tentara Zionis juga telah gagal untuk masuk ke pusat-pusat militer HAMAS sehingga mereka kembali mengalami kegagalan dan kerugian, seperti halnya mereka gagal dalam menyerang Lebanon pada bulan Juli tahun 2006.

Adapun HAMAS; dengan penuh keimanan, ketegaran dan kebersahajaan telah melakukan yang terbaik, seakan seperti dongeng, mereka mampu berhadapan dengan tentara -yang konon- terkuat ke empat di dunia, padahal -sebelumnya- mereka mengembargo dan memblokade selama satu setengah tahun atas Gaza, tanpa ada kejelasan waktu untuk dihentikan, bahkan hal tersebut didukung oleh negara-negara tetangga dan dunia lainnya dengan sikap diam, tidak melakukan apa-apa walaupun hanya abstain, dan justru ikut berpartisipasi dalam melakukan blokade tersebut.

Dari sinilah dengan ketegaran dan tsabat tehradap keimanan kepada Allah, walaupun berhadapan dengan mesin perang musuh yang begitu besar, setelah melewati waktu selama lebih dari dua pekan menjadi isyarat akan sebuah kemenangan yang kongkret.

Bahwa HAMAS dalam perjuangannya di Gaza merupakan simbol kemerdekaan dan lokomotif kebebasan yang mampu menghentikan agresi demi mempertahankan bumi dan tempat-tempat yang suci, demi membela hak-hak bangsa Palestina dalam kehidupan yang bebas dan mulia, bahkan bukan itu saja namun juga untuk mempertahankan kehormatan umat Islam dan bangsa Arab seluruhnya, guna mempersiapkan masa depan yang lebih cerah secara keilmuan, teknik, politik, ekonomi, militer dan peradaban, dan guna menghadapi perang dengan musuh di masa yang akan datang, yang mana mereka berusaha untuk menghilangkan kewibawaan dan jati dirinya di hadapan warganya dan dunia semuanya.

Fajar menyingsing dan generasi terus lahir

Saya meminta kepada lembaga-lembaga dan penguasa-penguasa Arab untuk kembali membaca sejarah, kembali mengatur strategi barunya, dan menghargai segala usaha yang dilakukan oleh pasukan pejuang dan menghargai ketegaran mereka; karena hal tersebut merupakan satu-satunya kekuatan yang mampu melakukan perlawanan di hadapan kezhaliman dan kesombongan, sekalipun harus mengorbankan banyak syuhada dan yang terluka, sehingga dapat menjadi penggerak dalam melakukan perlawanan yang akan datang walaupun tidak memiliki senjata yang mutakhir untuk melakukan pertahanan, namun generasi yang akan datang dari warga Jalur Gaza yang terdiri dari anak-anak telah menyaksikan peristiwa pembantaian orang tua, ibu, keluarga dan saudara-saudara mereka, kelak akan menjadi lebih teguh dan lebih berani untuk tampil dan memahami secara mendalam akan tabiat permasalahan, dan tentu akan lebih mampu untuk berinteraksi dengan musuh dengan tidak mau kompromi sedikitpun kecuali kekuatan (perang).

Karena itu, walaupun di tengah berkobar nya api, tumpahnya darah, banyaknya kekerasan, kehancuran dan korban, ada fajar baru yang akan hadir, generasi baru yang lahir yang siap untuk menghadapi dan melakukan perlawanan terhadap Zionis. Dan bersamaan dengan itu, dari setiap anak Palestina yang syahid di Gaza akan lahir 10 kali lipat yang menjadi pasukan pejuang dan istisyhad, oleh karena itulah sekalipun Zionis terus menanam dari apa yang mereka kehendaki namun selamanya mereka tidak akan mampu menuai hasilnya kecuali kematian dan kehancuran.

Konspirasi atas senjata di Gaza

Sesungguhnya konspirasi yang sedang berlangsung saat ini adalah pelarangan masuknya senjata untuk dimiliki oleh para pahlawan dan pejuang di Gaza, melarang mereka untuk memiliki berbagai sarana untuk mempertahankan diri mereka dan mereka berusaha mengubah kemenangan di Gaza menjadi sebuah kekalahan; yaitu melalui diadakannya pertemuan antara menteri luar negeri Zionis dengan sekutunya Amerika dalam mengeluarkan nota kesepahaman tentang pelarangan masuknya senjata ke Jalur Gaza. Kemudian setelah itu, diiringi dengan dilakukannya pertemuan tingkat tinggi Mesir-Eropa di “Syarm Syeikh” yang diikuti oleh negara-negara Eropa seperti Inggris, Francis dan Jerman untuk berpartisipasi dalam mengirim kapal perang di Timur Tengah guna mencegah HAMAS mendapatkan persenjataan perang.

Sungguh saya sangat heran bagaimana mungkin negara-negara tersebut mau bersatu mencegah masuknya senjata terhadap korban keganasan perang, sementara pada sisi lain, mereka tidak mau bersatu dalam satu kata untuk menghentikan senjata pemusnah massal yang dimiliki oleh Zionis, dan ditambah dengan senjata terlarang secara internasional; yang demikian terjadi adalah karena kita saat ini hidup di tengah suasana yang telah hilang nilai-nilai nurani dan akhlaq Islam, kita hidup di era telah jatuh dan hilangnya gembar-gembor kemajuan Barat dan kehidupan madani yang mana pada setiap saat; malam dan siang hari, kita selalu mendengar adanay penghormatan Hak Asasi Manusia (HAM), namun justru merekalah yang pertama kali menghancurkan dan merobek-robeknya.

Kepada seluruh komponen bangsa hendaknya selalu berada dalam kesiagaan

Saya ingin menyampaikan kepada seluruh komponen bangsa Arab dan umat Islam, bahwa perang sesungguhnya telah dimulai dan belum berakhir, dan saya menyerukan kepada semuanya untuk selalu waspada dan penuh siaga, karena besarnya konspirasi dan usaha mengebiri kemenangan yang mulia dan besar seperti yang telah diraih oleh umat ini, bahwa usaha untuk menghancurkan kredibilitas HAMAS dan kekuatannya, mengaburkan gambaran sebenarnya masih terus berlangsung melalui media elektronik seperti apa yang mereka sebut dengan modernisasi Arab, yang justru berakhir dengan kerugian besar sehingga menghilangkan kepercayaannya oleh karena keberpihakan yang disembunyikan terhadap agresi Zionis atas Gaza.

Bahwa permasalahan ini belumlah berakhir dan para pembawa kebenaran akan terus berada dalam ikatan mereka dan siap siaga untuk melawan dan menghancurkan kebatilan hingga sirna di muka bumi ini, seperti yang difirmankan Allah SWT:

بَلْ نَقْذِفُ بِالْحَقِّ عَلَى الْبَاطِلِ فَيَدْمَغُهُ فَإِذَا هُوَ زَاهِقٌ وَلَكُمُ الْوَيْلُ مِمَّا تَصِفُونَ

“Sebenarnya Kami melontarkan yang hak kepada yang batil lalu yang hak itu menghancurkannya, Maka dengan serta merta yang batil itu lenyap. dan kecelakaanlah bagimu disebabkan kamu menyifati (Allah dengan sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya)”. (Al-Anbiya:18)

Hingga saat ini, blokade masih tetap diberlakukan dan pintu perbatasan masih tetap belum dibuka, khususnya perbatasan Rafah; dimana perbatasan tersebut merupakan jantung dan jendela yang dapat menghubungkan warga Gaza dengan kehidupan lain dan dunia luar, diiringi dengan adanya tekanan politik, media dan rakyat terus berlangsung di berbagai tempat hingga dapat dihentikan nya blokade dan dibukanya perbatasan serta diangkatnya beban penderitaan yang dialami warga di Gaza dengan izin Allah, karena itu harus ada pantauan berkesinambungan oleh bangsa terhadap kejahatan perang Zionis dan berusaha untuk mengajukan mereka ke mahkamah internasional.

Kami sangat senang dan bahagia saat menerima kabarr akan dilakukannya rehabilitasi yang kemungkinan tidak lebih brutal –dari sisi politik- dari pada perang dengan musuh, tidak perlu adanya dukungan materi dan moril untuk melakukan rehabilitasi, yang bukan berarti bahwa permasalahan tersebut adalah mudah, namun harus ada kerja sama sesuai dengan agenda politik yang menjunjung tinggi tanggungjawab moral, kemanusiaan, syariat dan negara, yang sebelunya berusaha dipilih oleh pasukan perlawanan di dalam satu parit, dan tanpa mengurangi hasil yang terwujud di muka bumi ini, saatnya mungkin kami katakan bahwa kita telah memulai memiliki kunci perseteruan dengan musuh secara nyata, dan Allah tempat meminta pertolongan dan bertawakal…

AL-IKHWAN.NET

Artikel Terkait



Tags:

Jalan Panjang.web.id

Didedikasikan sebagai pelengkap direktori arsip perjuangan dakwah, silahkan kirim artikel maupun tulisan Tentang Dakwah ke jalanpanjangweb@gmail.com