Merawat Dengan Kebajikan

Hubungan cinta yang mendalam dan mampu menembus lorong waktu yang panjang hanya mungkin terjadi jika orang-orang yang saling mencintai mengalami perbaikan berkesinambungan. Mereka terus bertumbuh. Itu dinamika kehidupan yang niscaya diperlukan untuk memberikan sentuhan gairah pada cinta.

Tapi pertumbuhan tidak akan terjadi secara permanen tanpa perawatan yang permanen pula. Kalau pertumbuhan dilakukan dengan memfasilitasi proses pembelajaran orang yang kita cintai, maka perawatan dilakukan dengan memberikan sentuhan lembut kebajikan pada sang kekasih. Sang kekasih yang sedang bertumbuh itu harus dipuaskan dengan kebajikan harian yang membuatnya nyaman. Kalau penumbuhan mendinamisasi kehidupan sang kekasih, maka perawatan memberinya kekuatan psikologis dalam menjalani dinamika pertumbuhan itu.

Senyum yang lembut, kata-kata yang baik, belaian kasih, saat-saat melayani, hadiah-hadiah kecil, hubungan fisik yang intim dan intensif, perjalanan bersama yang direncanakan adalah contoh kecil dari kebajikan harian yang harus dilakukan para pecinta kepada kekasihnya untuk satu tujuan: merawat jiwanya. Itulah air. Itulah matahari.

Di taman kebajikan itu cinta bersemi. Hanya di taman itu. Kamu tidak bisa mencintai hanya dengan kata-kata. Sentuhan romantika dari kata-kata hanya sebagian dari kebajikan hati para pecinta sejati. Sebab kata-kata, sama seperti senyuman atau sorotan mata, jika ia tidak terbit dari hati yang bajik, maka ia kehilangan elannya. Ia tidak akan pernah menggetarkan. Adakah yang lebih mempesona dari seorang kekasih selain semua yang menggetarkan itu?

Kalau pelaku sehari-harimu tidak lagi menggetarkan jiwa kekasihmu, kemungkinan besar karema ia terpisah dari jiwamu. Atau di sana cinta tidak lagi sanggup menerbitkan kebajikan baru dalam dirimu.

Ini juga menjelaskan mengapa keshalihan selalu bersaudara dengan cinta. Keshalihan adalah kekuatan yang memotivasi dan menginspirasi kita untuk melakukan kebajikan secara terus-menerus. Orang shalih selalu berada di garis kebajikan maksimum dan minimum: jika ia mencintai seseorang ia menghormati dan melayani orang itu. Tapi jika ia tidak mencintainya ia tidak akan sampai mendzalimi orang itu.

Tantangan cinta yang paling rumit adalah waktu. Dalam perjalanan waktu, kesejatian cinta teruji. Dan ujiannya adalah menjawab pertanyaan sederhana ini: seberapa besar kadar kebajikan yang terkandung dalam cinta itu? Dalam tamsil ini cinta adalah kereta: ia hanya berjalan di atas rel kebajikan. Begitu kebajikanmu habis, kereta cinta juga berhenti berjalan. Hanya ketika kamu menjadi orang baik, kamu dapat mencintai dengan kuat. Kalau ujian cinta adalah waktu, maka jawabannya adalah kepribadian.


Oleh Ust. M. Anis Matta, Lc

Artikel Terkait



Tags:

Jalan Panjang.web.id

Didedikasikan sebagai pelengkap direktori arsip perjuangan dakwah, silahkan kirim artikel maupun tulisan Tentang Dakwah ke jalanpanjangweb@gmail.com