Surat Keberatan Arif Munandar kepada Era Muslim



jalanpanjang.web.id - Berikut pernyataan keberatan resmi dari Dr. Arif Munandar kepada redaksi Era Muslim dengan dimuatnya artikel “Arif Munandar: PKS Bingung dengan Identitasnya Sendiri” oleh Era Muslim. Sekali lagi era muslim membuat blunder setelah pernyataan redaksi dalam tanggapan dari surat pembaca sebelumnya, secara lengkap kami kutip sebagai berikut :

Surat tanggapan pembaca dari Rifatul Farida
rifatulfarida@gmail.com, dimuat di (semoga tidak dihapus linknya) http://www.eramuslim.com/suara-kita/suara-pembaca/pks-dan-eramuslim-antara-kecintaan-dan-keprihatinan.htm

Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah SWT, shalawat teriring salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.

Sebelumnya saya mohon maaf jika ada yang kurang berkenan. Namun, sungguh saya berharap ini akan menjadi perhatian dari teman-teman yang berada di redaksi eramuslim, tentang ketidak-nyamanan saya (yang bisa sangat mungkin mewakili yang lain) tentang beberapa ‘gaya’ eramuslim dalam memberitakan hal-hal yang berkaitan dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Kenapa tentang PKS saja padahal bukan hanya PKS isi berita yang berada di eramuslim? Karena, saya adalah seorang muslimah dari sekian banyak muslimah dan muslim yang hingga saat ini masih merasakan kebaikan hidup berjamaah dalam beramar ma’ruf dengan PKS dan melihat begitu banyak kebaikan dalam tubuh PKS yang setiap kapan saja (dibutuhkan) menebar di bumi pertiwi melalui jutaan tangan-tangan kadernya. Dan tentu saja dalam hal ini saya menempatkan diri sebagai pembaca berita PKS.

Sudah saya singgung di awal tulisan, tentang ketidak-nyamanan saya dengan beberapa ‘gaya’ teman-teman redaksi dalam menyampaikan berita (ataupun barangkali analisa) untuk PKS. Sebagai contoh adalah berita beberapa waktu yang lalu, yang judulnya cukup membuat saya tercenung setelah saya selesai membaca isi beritanya “PKS Berubah Menjadi Partai Pengejar Jabatan Publik” Maaf, bukankah kalau dilihat dari isi beritanya, bisa dikatakan judul itu mengandung unsur provokatif? Karena seolah ingin menggiring opini publik dengan judul pemvonisan yang “menarik” ini, sementara judul tidak berbanding lurus dengan isi berita.

Mari kita cek bersama tidak “berbanding lurusnya” judul berita dengan isi berita di link eramuslim sendiri http://www.eramuslim.com/berita/nasional/pks-berubah-menjadi-partai-pengejar-jabatan-publik.htm Kalau kita lihat isi berita, justru dominisasinya tentang langkah-langkah (kalau tidak mau dikatakan harapan) ke depan untuk PKS.

Belum selesai ketercenungan saya, eramuslim sudah menerbitkan berita baru tentang PKS dengan judul yang seolah mengokohkan judul-judul berita sebelumnya ( Arief Munandar : “PKS Bingung dengan identitasnya Sendiri” — http://www.eramuslim.com/berita/bincang/arif-munandar-otokritik-terhadap-pks.htm ), yang akhirnya saya berpikir untuk membuat surat ‘cinta’ ini ke teman-teman redaksi. Sebab, jika diam menjadi pembiaran, semoga dengan menulis menghentikan, syukur-syukur menggerakkan dan mengubah.

Jika di contoh berita pertama yang saya soroti adalah ketidak-mecingan antara judul berita dan isi berita, maka di contoh berita kedua tentang “kekuatan opini judul yang ingin dibangun” serta karakter judul yang lebih pada kearah destruktif dari pada konstruktif.

Belum lagi di kolom analisa dan editorial yang sering didapati bertaburan kata-kata bermakna spekulasi, memotensialkan tertanamnya benih fitnah pada lahan subur yang (sangat mungkin) dengan cepat tumbuh dihati para pembaca eramuslim, sebagai (yang katanya menjadi?) media Islam online dengan pembaca terbanyak saat ini ketimbang media-media online Islam lainnya di Indonesia.

Namun penyebutan kedua kolom itu sebatas selingan penting yang perlu saya sisipkan. Karena yang saya fokuskan disini bukan pada isi berita, tapi pada pemilihan judul. Sebab bila saya lebih fokus ke isi berita, dapat dipastikan akan menjadi perdebatan panjang, yang bagi saya saat ini hanya memubadzirkan waktu dan tenaga, serta mengganggu proses pembejaran saya dalam mentolelir hal-hal yang berbeda (tentu pada hal yang masih bisa ditolelir) dan bekerjasama pada hal-hal yang menyatukan dan atau disepakti.

Kembali pada pemberian judul, dengan rasa yang didasari oleh adanya sebuah niat baik menyampaikan, maka saya katakan, agar kiranya eramuslim bisa ‘bermain’ lebih elegan.

Mari kita bicarakan tentang (harapan ummat) pada media Islam. Yang tidak hanya diharapkan menjadi media penyeimbang tapi media dengan isi-isi berita yang berdampak konstruktif. Ya, berdampak konstruktif meski isi beritanya negatif. Dan hal ini terletak pada kepiawaian orang-orang berada di dalam redaksi media tersebut. Atau dengan bahasa langsung saya katakan, “Teman-teman yang ada di redaksi eramuslim, Andalah sutradara informasi”.

Mengkritisi, mengabarkan hal-hal yang memang layak dikabarkan dan aktivitas lazim lainnya dalam dunia media masa, bukanlah hal yang dilarang. Namun, sebagai media Islam yang diharapkan memberikan dampak konstruktif, menjadi sebuah keniscayaan memiliki formula berbeda, sehingga dengan berita dan analisa yang ada, menjadi berfungsi sebagai vitamin, anti bodi bahkan penguat, bukan malah penjangkit virus di tubuh ummat. Dan formula itu berbahan dasar ukhuwah, semangat untuk (berusaha) tidak menyakiti siapapun dan kelompok Islam manapun (yang kemudian menjadi pertimbangan pemilihan kata dan karakter berita —termasuk judul berita—meski beritanya pahit, tapi penyajiannya manis) dan tentu saja persatuan ummat, yang masih bisa dikorelasikan dengan sebab, berita ‘pahit’ namun penyajian ‘manis’.

Dan akhirnya, Eramuslim.com, sebagai salah satu media Islam online (terbesar di Indonesia?), yang diharapkan lewat peranannya menjadi media yang tidak hanya sebatas menginformasikan dan mengkritisi, tapi juga mengkonstruksi (pemikiran) ummat lebih dewasa dan lebih baik tanpa harus meninggalkan semangat persatuan semua kelompok Islam yang berada di tubuh Ummat ini, semoga termaknai menjadi harapan indah yang melesatkan optimisme ke jantung hati para aktivis dakwah. Jika kata “menyatukan ummat” saat ini kita rasakan sebatas slogan yang masih berada di ‘awang-awang’, setidaknya harapannya adalah, eramuslim bisa mendampingkan antar kelompok Islam yang ada agar tidak saling meledek, menghujat dan mencaci. Ya, meminimalisir (jika tidak bisa mencegah) agar tidak saling meledek, menghujat dan mencaci, sifat dan akhlaq yang tidak pernah kita dapati pada sebaik-sebaik qudwah, Muhammad SAW. Menyadarkan kembali sebuah pemahaman, jika saling mendukung tidak bisa dilakukan, setidaknya jangan saling menjegal.

Dan sepertinya, bukanlah harapan yang berlebihan jika disandarkan pada media Islam yang menisbatkan dirinya sebgai “Media Islam Rujukan” untuk mengakomodir juga berita-berita (beserta analisa-analisanya, mungkin) kelompok Islam (atau partai Islam) selain PKS dengan formula tadi. Minimal jika porsinya tidak sebanyak PKS, setidaknya ada jatah porsi mereka secara berkesinambungan.
Wallahu’alam bishawab.
Wa’alaikumsalam Wr. Wb.
***
Rifatul Farida
rifatulfarida@gmail.com
/rf_ Jika diam menjadi pembiaran, semoga dengan menulis menghentikan, syukur-syukur menggerakkan dan merubah.

Tanggapan Redaksi

Wa'alaikumsalam warahamtullahi wabarakatuh
Jazakillah ukhtiy atas kritikan dan masukannya. Terkait dua artikel yang saudari katakan tersebut, judul artikel memang kami ambil dari pernyataan bapak Arief Munandar, kami memiliki rekaman wawancaranya, silahkan datang dan kami akan perdengarkan, atau silahkan konfirmasi langsung dengan bapak Arief Munandar. Syukron.
Wassalam.

dam inilah tanggapan Dr. Arief Munandar, ME. dimuat di http://www.eramuslim.com/suara-kita/suara-pembaca/surat-keberatan-arif-munandar.htm

Depok, 26 Juli 2011
Kepada Yth.
Redaksi www.eramuslim.com
di Jakarta

Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Segala puji bagi Allah, Rabb sekalian alam. Salawat dan salam semoga senantiasa tercurah atas diri Rasulullah SAW.

Melalui surat ini saya menyampaikan pernyataan keberatan atas pemuatan potongan-potongan Disertasi untuk memperoleh gelar Doktor di bidang Sosiologi yang saya pertahankan dalam Sidang Akademik Terbuka Universitas Indonesia pada tanggal 5 Juli 2011 yang lalu di www.eramuslim.com. Sejauh yang saya ingat, setelah sidang berlangsung saya diwawancarai oleh seorang wartawan eramuslim, namun saya tidak pernah dimintai ijin, maupun konfirmasi, untuk memuat Disertasi saya di Eramuslim. Beberapa hari kemudian saya memang dihubungi via SMS oleh Bapak Mashadi (Pemred Eramuslim) untuk meminta soft-copy ringkasan Disertasi saya untuk Eramuslim. Dan saya merespon dengan menanyakan alamat email untuk mengirimkan soft-copy tersebut. Namun sampai saat ini saya belum pernah mengrimkan soft-copy yang dimaksud karena saya berniat untuk melakukan konfirmasi terlebih dahulu tentang tujuan dan teknis pemuatannya. 

Namun hal tersebut tertunda, dan belum saya lakukan hingga saat ini, karena saya mendapatkan kabar bahwa beliau mengalami kecelakaan lalu lintas dan dirawat di Rumah Sakit. Yang lebih fatal lagi, sesungguhnya hingga saat ini pihak Eramuslim belum memiliki versi lengkap dari Disertasi saya. Dengan demikian, besar kemungkinan bahan-bahan tersebut diambil dari Ringkasan Disertasi saya yang dibagikan pada saat Sidang Akademik.

Surat pernyataan keberatan ini terhitung terlambat saya sampaikan karena saya bukan pembaca setia Eramuslim. Saya hanya sempat membaca selintas wawancara saya. Itu tidak saya persoalkan, karena memang yang dimuat adalah jawaban-jawaban saya atas pertanyaan wartawan Eramuslim. 

Walaupun sesungguhnya saya keberatan dengan judul wawancara tersebut, “Arif Munandar: PKS Bingung dengan Identitasnya Sendiri”, karena tanpa penjelasan yang memadai judul itu sangat mungkin dipersepsikan negatif oleh pembaca. Namun kembali, yang lebih serius bagi saya adalah pemuatan potongan-potongan Disertasi saya di bawah beberapa judul, seperti “Arif Munandar: Faksionalisasi dalam PKS”, “Disertasi PKS Kembali ke Asholah”, “PKS Berubah menjadi Partai Pengejar Jabatan Publik”, dan “Ada Problem di dalam Tubuh PKS”. Saya baru mengetahui hal itu malam hari tanggal 26 Juli 2011 ketika ada seorang teman menelpon dan mengatakan bahwa yang ada di Eramuslim bukan hanya wawancara, namun juga potongan-potongan Disertasi saya.

Sebagaimana kita pahami bersama bahwa Disertasi adalah karya akademik yang tidak dipublikasikan. Hak pemublikasiannya sepenuhnya berada di tangan penulis. Sejauh ini saya hanya memberikan ijin tertulis pemublikasian Disertasi saya kepada Universitas Indonesia, sebagaimana layaknya karya akhir yang ditulis oleh mahasiswa UI. Sementara itu, “produk turunan” Disertasi saya, seperti Ringkasan Disertasi, baik berupa buku yang dibagikan kepada audiens Sidang Akademik Promosi Doktor saya, maupun berupa orasi ilmiah yang saya sampaikan pada sidang tersebut adalah naskah akademik yang diperuntukkan bagi forum akademik dimaksud. Dengan demikian, saya berkeyakinan bahwa Eramuslim tidak selayaknya mempublikasikan bagian-bagian dari Disertasi maupun Ringkasan Disertasi saya tanpa seizin saya sebagai penulis.

Lebih lanjut, pemahaman pembaca terhadap karya akademik seperti Disertasi hanya akan diperoleh ketika permasalahan dan pertanyaan penelitian, kerangka teoretik, data temuan, analisis, implikasi teoretik, kesimpulan, dan rekomendasi tersaji secara utuh. Sebaliknya, penyajian sebagian-sebagian, apalagi ditempatkan dalam kerangka tertentu dan disandingkan dengan opini wartawan/redaksi Eramuslim, akan mengundang persepsi dan pemahaman yang salah, menyimpang dari tujuan penelitian Disertasi saya, dan membawa dampak yang merugikan saya sebagai peneliti. Sebagai contoh, judul “PKS Berubah menjadi Partai Pengejar Jabatan Publik” sangat tendensius, dan saya sangat memahami jika hal tersebut menyinggung sebagian kader PKS. Padahal sesungguhnya dalam Disertasi saya hal tersebut adalah bagian kecil di mana saya sedang berupaya menempatkan PKS dalam tipologi partai politik berdasarkan orientasinya, yaitu the policy seeking party, the vote seeking party, dan the office seeking party (Wolinetz, 2002). Dengan kata lain, saya sedang mengkontekstualisasikan teori Wolinetz tersebut untuk membaca dinamika PK/PKS dari Pemilu 1999 ke 2004 dan 2009.

Oleh karenanya, melalui surat ini saya ingin menegaskan kepada para pembaca Eramuslim bahwa apa yang disajikan oleh Eramuslim pada tanggal 5 Juli 2011 di bawah judul-judul, “Arif Munandar: Faksionalisasi dalam PKS”, “Disertasi PKS Kembali ke Asholah”, “PKS Berubah menjadi Partai Pengejar Jabatan Publik”, dan “Ada Problem di dalam Tubuh PKS” sepenuhnya adalah persepsi redaksi Eramuslim terhadap Disertasi saya, dan bukan Disertasi itu sendiri. Di samping itu, saya meminta Eramuslim menghapus artikel-artikel tersebut dari arsip yang terdapat di website www.eramuslim.com. Selain itu, saya juga menyampaikan permohonan maaf kepada institusi PKS dan para kader PKS yang terganggu oleh artikel-artikel tersebut.

Demikian yang dapat saya sampaikan. Atas perhatian redaksi dan pembaca Eramuslim, saya ucapkan terimakasih.
Wassalaamu’alaikum wr. wb.
Dr. Arief Munandar, ME.


Artikel Terkait



Tags: ,

Jalan Panjang.web.id

Didedikasikan sebagai pelengkap direktori arsip perjuangan dakwah, silahkan kirim artikel maupun tulisan Tentang Dakwah ke jalanpanjangweb@gmail.com