Korban terus berjatuhan dari rakyat sipil, sejumlah media mengabarkan bahwa rezim terus menekan demonstran mesir, korban terus berjatuhan, pemblokiran informasi terus dilakukan facebook,tweeter dan terakhir Stasiun televisi Pan-Arab Al-Jazeera ditutup. Masihkah ada harapan untuk menggulingkan Mubarak?
Spekulasi terhadap gerakan rakyat mesir yang menuntut lengsernya mubarak bermuara pada dua pilihan, mubarak lengser atau sebaliknya mubarak akan memukul habis semua penggerak dan mengokohkan kembali eksistensi kediktatorannya. Pihak-pihak dibelakang layar mulai bermain, terutama Israel yang terus melakukan lobi dan protest karena tentu saja dengan tergulingnya mubarak akan membawa dampak besar terhadap kondisi Palestina.
Tapi rakyat mesir bukanlah pengecut, mereka menjawab skenario spekulasi terburuk dengan rencana pemogokan tak terbatas di Mesir dan "pawai 1 juta orang" pada Selasa besok (1/2) di Kairo, untuk meningkatkan tawaran penggulingan rezim Presiden Hosni Mubarak. Seperti yang dikatakan Eid Mohammed, salah satu pengunjuk rasa dan penyelenggara aksi, kepada AFP."Diputuskan semalam bahwa akan ada satu juta orang berpawai pada hari Selasa besok,"
Kita akan lihat bagaimana dunia barat yang selama ini bicara besar tentang demokrasi, selama ini barat cenderung mendiamkan kediktatoran dinegara timur tengah karena memang kepentingan mereka terlayani, lihat saja fakta tentang Mubarak (dakwatuna.com) :
* Mubarak, 82 tahun, mengambil alih pemerintahan setelah Islamis menembak mati pendahulunya, Anwar Sadat, pada parade militer di tahun 1981. Komandan angkatan udara ini justru “lebih tahan lama” memerintah daripada yang dibayangkan pada saat itu.
* Ia memang belakangan giat melakukan reformasi ekonomi dipimpin oleh kabinet di bawah Perdana Menteri Ahmed Nazif. Tapi dia menutup rapat pintu oposisi politik.
* Dia telah menolak perubahan politik yang signifikan bahkan di bawah tekanan Amerika Serikat, yang telah menuangkan miliaran dolar bantuan militer dan lainnya ke Mesir karena menjadi negara Arab pertama yang bersedia berdamai dengan Israel, menandatangani perjanjian pada tahun 1979.
* Mubarak memenangkan pemilihan pertama multi-capres tahun 2005 meskipun hasilnya sudah bisa ditebak. Kelompok hak asasi manusia dan pengamat mengatakan pemilihan itu penuh penyimpangan.
* Dia tidak mengatakan apakah ia akan memerintah untuk masa enam tahun keenam pada tahun 2011. Para pejabat telah mengindikasikan dia mungkin akan terus memerintah, walaupun pertanyaan tentang kesehatannya setelah operasi di Jerman Maret lalu menjadi perdebatan. Rakyat membaca ia bakal menyerahkan kekuasaan pada anaknya, Gamal, yang kini berusia 47 tahun. Namun baik Mubarak atau Gamal pernah menyangkal sinyalemen itu.
Pada situasi seperti ini informasi menjadi senjata utama yang harus dikuasai, biasanya rezim memang akan membredel semua informasi perlawanan, dan bentuk dukungan terbesar adalah ketika kita terus menyebarkan informasi kebenaran, disini peran blogger begitu besar, disaat media di bredel dan disaat media terbeli untuk kepentingan corong penguasa. Seperti yang dilakukan Al Jazeera yang meminta bantuan blogger Mesir untuk terus menulis dan mengup load foto kondisi terbaru sesaat setelah kantor berita mereka ditutup ,pemerintah mesir menuduh stasiun televisi tersebut lebih berpihak ke arah pengunjuk rasa dan dapat mendorong kerusuhan yang lebih banyak.
Semoga Allah SWT memberikan pertolongan terbaik terhadap rakyat Mesir