jalanpanjang - Wikileaks versi Indonesia, Indoleaks, menarik cukup banyak pengguna internet untuk datang. Hingga Sabtu (11/12/2010) malam, alias hari dua hari setelah kemunculannya, laman pembocor dokumen itu mencatat sudah ada 300.000 orang yang mengunduh dokumen di dalamnya, dari hit counter terlihat dalam hitungan detik pengunduh terus bertambah.
Hingga malam ini, setidaknya ada enam dokumen yang sudah ditayangkan dalam laman yang menyebut alasan pendiriannya "Sebagai jawaban atas kebuntuan informasi" itu.
Pertama, dokumen tentang penyebab lumpur Lapindo, Sidoarjo. Dokumen yang ditampilkan berjudul “Preeliminary Report on the Factors and Causes in The Loss of Well Banjar Panji-1”. Dokumen ini dikeluarkan oleh Simon Wilson C.Eng. M.Sc. dari D.I.C Petroleum Consultant.
Kedua, dokumen perjanjian rahasia antara pemerintah RI dengan Microsoft, yang isinya antara lain menyebutkan Pemerintah RI akan membeli 35.496 salinan Microsoft Windows dan 177480 salinan Microsoft Office.
Ketiga, dokumen transkrip pembicaraan antara Soeharto dan Richard Nixon serta Henry Kissinger di tahun 1970. Yang salah satunya berisi "laporan" hasil operasi penumpasan anggota dan simpatisan partai komunis di Indonesia.
Dokumen keempat adalah terkait kasus Munir, yang sudah diunggah ke laman itu semalam --seperti janji para pengelolanya.
Kelima,Transkrip Diskusi Soeharto - Gerald Ford
Dokumen ini berisi catatan percakapan antara Suharto dan Gerald Ford di Camp David pada 5 Juli 1975, lima bulan sebelum invasi Timor Timur.
dan keenam Dokumen ini adalah laporan Kedutaan Amerika terkait isu Timor Timur pasca penyerangan gerilyawan Timor Timur yang menewaskan 18 anggota ABRI di bandara Dili. Termasuk operasi-operasi militer yang muncul akibat "pembalasan" dari insiden tersebut.
Kemudian yang menjadi pertanyaan adalah, apakah indoleaks nantinya mampu menjadi salah satu solusi dari peliknya permasalahan dinegri ini sesuai tujuan dari adanya website ini, seperti tertulis dalam websitenya www.indoleaks.org, "sebagai jawaban atas kebuntuan informasi"., ataukah justru menjadi masalah baru?biar waktu yang membuktikan