Lucunya Negri Ini-sebuah komedi satire



Jalan Panjang -  Dedy Mizwar memang berkualitas..kali ini film ini membuat kita banyak tertawa..tapi sesungguhnya kita sedang menertawakan diri kita sendiri, menertawakan realitas kehidupan di Indonesia. Dikemas cukup apik..dan ternyata pemainnya adalah betul-betul anak jalanan yang memang bergulat dengan kondisi ini, mereka menunjukkan bahwa mereka punya kualitas, mereka punya kapasitas.tapi terkadang..mereka tidak punya kesempatan.

Berikut sinopsis film lucunya negri ini :

MULUK, sarjana Manajemen, tak pernah putus asa mencari kerja meski selalu gagal mendapatkannya. MULUK tak pernah bosan masuk kantor/perusahaan untuk melamar, meski keluar dengan membawa kekecewaan. Tapi kekecewaan itu menjadi kekesalan ketika memergoki seorang anak remaja tanggung yang seenaknya mencopet seorang lelaki tua. MULUK menyergap pencopet itu sambil mengancam akan melaporkannya kepada polisi.
Namun, pertemuan dengan pencopet – bernama KOMET – itu, ternyata membuka peluang pekerjaan bagi MULUK. KOMET membawa MULUK ke markasnya, dan berkenalan dengan BOSS-nya bernama JAROT. Di sana ternyata berkumpul anak-anak seusia KOMET, yang kerjanya hanya mencopet. Mereka terbagi tiga kelompok: COPET MALL, COPET PASAR, dan COPET ANGKOT. MULUK menawarkan ilmu manajemen yang dikuasainya untuk mengelola keuangan para pencopet, dan meminta imbalan 10% dari hasil nyopet anak-anak itu.
Dengan uang yang dikelolanya, MULUK membuat program untuk mendidik para pencopet agar kelak tidak lagi mencopet. Untuk melaksanakan program itu, MULUK dibantu dua rekannya, yaitu SAMSUL (sarjana pendidikan) yang kerjanya cuma main gaple di pos ronda dan PIPIT (juga sarjana/D3) yang kerjanya cuma mengikuti kuis di TV. Mereka memberikan pelajaran agama, budi pekerti, dan kewarganegaraan kepada para pencopet.
PAK MAKBUL, ayah MULUK, senang melihat anaknya sudah bekerja. Apalagi, seperti pengakuan MULUK, bekerja di bagian SDM (Sumber Daya Manusia). PAK MAKBUL pun memberitahu HAJI SARBINI, ayah RAHMA, calon besannya. Demikian juga HAJI RAHMAT, ayah PIPIT, senang pula melihat anaknya sudah dapat pekerjaan dan tidak lagi hanya mengharapkan imbalan dari kuis di TV.
Suatu saat, alangkah terkejutnya PAK MAKBUL, HAJI SARBINI, dan HAJI RAHMAT, ketika mengetahui bahwa anak-anaknya mendapat gaji dari hasil mencopet. Mereka sangat kecewa, dan mereka menangis di Mushola mohon ampun.

Sebuah renungan :
PENDIDIKAN itu penting. Karena berpendidikan, maka kita tahu bahwa pendidikan itu tidak penting (Film Lucunya negri ini)

Artikel Terkait



Tags: ,

Jalan Panjang.web.id

Didedikasikan sebagai pelengkap direktori arsip perjuangan dakwah, silahkan kirim artikel maupun tulisan Tentang Dakwah ke jalanpanjangweb@gmail.com