jalanpanjang.web.id
Taujih kedua Anis Matta dalam acara Kemah Peduli di Cibubur) disarikan dari buku : INTEGRASI POLITIK DAN DAKWAH
Ikhwah sekalian,
Kemarin saya telah menyampaikan tiga cita-cita kita. Pertama : Cita-cita Politik, yaitu bagaimana kita bisa menembus batas masyumi 20%.
Kedua : Cita-cita dakwah, yaitu menembus batas 50+1% dari total suara partai-partai islam dengan kontribusi PKS yang akan kita berikan minimum 30%.
Ketiga : Cita-cita peradaban, yaitu menjadikan Indonesia sebagai kiblat politik dunia islam, Insya Allah..
Pada saat itu, kita akan mengatakan apa yang dikatakan oleh Nabi Sulaiman kepada Balqis, “innahumin Sulaiman wa innahu bismilahirrahmanirr ahiim, alla ta’lu alayya wa’tuni muslimin.” Kita juga akan mengatakan apa yang dikatakan Rasulullah SAW kepada raja-raja yang ada di zamannya, seperti surat beliau kepada Heraklius, “Aslim taslam walakal ajru marratain.” Masuk Islamlah dan kamu akan selarmat dan kamu akan dapat dua kali lipat pahala. Kita bermimpi pada suatu waktu kita akan menulis surat-surat semacam itu, Insya Allah. Sehingga kita tidak hanya membaca dan mengulang-ulanginya lagi. Kita berada pada periode Mekkah tetapi tidak pernah berada di ujung periode Madinah. Pada suatu waktunya kita hanya selalu berdoa,”Rabbisysyra h lii shadri wayassir li amri wahlul uqdatan min lisaani yafqahu qaulii.” Itulah doa nabi Musa ketika beliau berhadapan dengan Fir’aun. Doa-doa ini yang biasanya kita ucapkan waktu kita berhadapan dengan raja-raja tiran hari ini.
Kita juga bermimpi bahwa pada suatu waktu, kita akan berdoa seperti doa nabi Sulaiman,”Rabbi habli mulkan laa yan baghli li ahadin min ba’di.” Ya Allah berikan aku kerajaan yang tidak akan pernah kau berikan kepada siapapun yang datang sesudah kami. Mudah-mudahan kita akan mengucapkan hal itu setelah PKS mendapatkan suara 35% dalam pemilu yang akan datang. Insya Allah.
Ikhwah sekalian.
Kita ingin menghadirkan sejarah itu pada hari kita, pada zaman kita, pada generasi kita. Dan, Salah satu hal yang patut kita syukuri-dan saya selalu mengulang-ulang hal ini-bahwa Allah SWT mentakdirkan datangnya zaman reformasi ini ketika kita semuanya masih muda belia, dan ketika kita masih punya banyak waktu untuk belajar dan mempercepat pertumbuhan kita. Kalau kita mempunyai
cita-cita besar setelah ini, maka ada dua keyword yang kemudian harus kita hafal. Setelah cita cita politik, cita cita dakwah dan cita cita peradaban ini, ada dua kata lagi yang harus kita hafal, dua kata ini yaitu : Pertama adalah Asset, Kedua adalah kapitalisasi. Kita harus membangun asset-asset dakwah kita ini, agar kita mempunyai laverage untuk berkuasa. Agar kita layak empunyai kapasitas untuk memimpin negeri ini. Dan asset yang harus kita miliki itu minimal ada tiga. Pertama adalah ide, yang kedua adalah orang, yang ketiga adalah uang. Inilah tiga asset dakwah yang harus kita miliki.
1. Ide
Ikhwah sekalian, partai ini adalah partai dakwah, partai intelektual yang datang dengan sebuah kerangka sistem, yang datang dengan sebuah konsep, untuk mengelola dan merekonstruksi kembali kehidupan kita di Indonesia . Jadi kalau kita tidak punya ide-ide besar untuk mengelola negeri ini, kita tidak akan pernah mempunyai laverage untuk membangun negeri ini. Dulu kenapa Soekarno berhasil mengalahkan Masyumi karena kalau kita membaca debat-debat politik dan debat-debat ideologi pada waktu itu, harus kita katakan dengan jujur bahwa Soekarno lebih mampu mengelaborasi ide-idenya ketimbang tokoh-tokoh muslim pada waktu itu. Ketika Soekarno menulis misalnya tentang Marhaen, dia menjelaskan gagasan tentang sosialisme dengan cara yang sangat sederhana dan dia mengisi satu kekosongan ideologi pada waktu itu. Sekarang di zaman reformasi ini, kita juga menyaksikan bahwa negeri kita sedang mengalami kevakuman ideologi.
Siapa saja kekuatan politik yang mampu mengisi kekosongan tersebut ini maka dia akan merebut masa depan di Indonesia. Kita beruntung ikhwah sekalian, kita mempunyai suatu landasan pemikiran, suatu landasan manhaj ketika kita masuk ke dunia politik. Inilah yang dapat menjelaskan, bahwa partai-partai islam yang lain tidak mamp bertahan lebih lama di panggung politik negeri ini jika mereka tidak membawa sesuatu yang membuat mereka berbeda dari yang lain. Kita berbeda karena membawa kekhasan ideologi, kekhasan konsep dan itu yang membuat kita berbeda. Dan, Insya Allah, bisa bertahan lebih lama dibanding yang lain.
Ikhwah sekalian,
Negeri sebesar Indonesia ini, bukan hanya membutuhkan orang besar, tapi juga membutuhkan otak besar untuk mengaturnya. Kalau kita datang tidak dengan otak besar seperti itu, niscaya kita tidak akan bisa mengatur negeri ini. Saya percaya ketika Allah SWT menakdirkan kita semua lahir di negeri ini, lahir diatas tanah ini,lahir di zaman ini, dan besar di zaman reformasi ini, itu artinya Allah SWT mentakdirkan kita untuk mengurus negeri ini. Itu berarti bahwa Insya Allah di Partai ini ada begitu banyak otak besar yang bisa mengatur negeri ini di masa yang akan datang.
2. Orang
Setiap ide besar juga membutuhkan orang besar. Dan kategori orang besar yang kita perlukan
setidaknya ada empat :
1. Orang yang akan mengelola dan mengoperasikan harakah.
Kita adalah orang tersebut. Oleh karena itu dalam fiqh dakwah, dalam Siyasatud Dakwah kita belajar tentang apa yang disebut dengan Qaidah Harokiyah. Qaidah Harakiyah yaitu basis pergerakan. Orang orang yang akan menjadi tulang punggung pergerakan. Tulang punggung pergerakan itulah yang kita sebut kader inti. Itu tulang punggungnya, tetapi di sekitar kader inti ada kader pendukung. Apabila kita ingin mengatur 220 juta penduduk Indonesia ,berapa kira kira tulang punggung pergerakan yang kita perlukan untuk itu? Ini musti ada rasio.
Jadi ketika kita menetapkan 2 juta orang kader pada tahun 2009 nanti, 2 juta orang ini hanya mendekati 1% dari total jumlah penduduk di Indonesia. Karena kita tidak akan pernah bisa mengendalikan negeri sebesar ini kecuali kalau kita punya sistem pengendalian yang kuat, yaitu kader-kader kita. Sehingga kita bisa mengatakan pada suatu waktu, apabila jumlah rasio kader kita setidak-tidaknya ini setara dengan nishab zakat 2,5% kita mempunyai kader sekitar 5 juta orang, maka tidak boleh ada satu jengkal di negeri ini, yang disitu tidak ada kader inti, Insya Allah. Karena itu dalam strategi pengembangan harakah kita ke depan, kita sudah menetapkan bahwa Insya Allah di tahun yang akan datang, target rasio maksimum kita adalah, pada setiap desa di seluruh Indonesia , minimumnya ada satu unit pembinaan kader inti. Ini target kita dalam kaitannya dengan rekrutmen orang pada kategori operator pergerakan (Qaidah Harakiyah).
2. Orang-orang yang akan kita siapkan menjadi pemimpin politik.
Dalam amanat Munas yang lalu, kita tetapkan untuk menokohkan sekitar 100 orang pimpinan pusat kita sebagai tokoh nasional. Sebab kader ini adalah operator, tetapi kalau kita tidak punya icon di tingkat pusat, maka kita juga tidak bisa memimpin negeri ini. Jadi kita memerlukan orang-orang yang kita siapkan untuk menjadi pemimpin politik. Dalam basis pergerakan kita, dalam manhaj siyasatud dakwah, kita juga menemukan bahwa Qaidah siyasiah adalah elemen tertinggi dalam hirarki kepemimpinan kita di dalam jamaah dakwah ini. Jadi kita perlu juga menyiapkan itu walaupun sumberdaya kepemimpinan politik ini, berasal dari basis pergerakan yaitu Qaidah Harakiyah, dari para operator harakah yang kita bina, seperti kita semuanya.
3. Orang-orang yang kita rekrut untuk mengoperasikan negara
Dr.Yusuf Qardhawi mengatakan,” janganlah harakah ini bermimpi, bahwa pada suatu waktu, kita akan memimpin negeri ini seorang diri tanpa orang lain. Kita musti berbagi dengan orang lain, setidak-tidaknya cara berbaginya adalah sebagaimana singa membagi rusa yang baru saya ditangkapnya. Antum pernah melihat planet animals? Begitu seekor singa menerkam rusanya, dia mengambil dulu bagiannya yang terbanyak, habis itu dia panggil teman-temannya. Oleh karena itu angka 35% yang disebutkan pak Ripto tadi adalah jatah singa. Orang-orang Arab menyebutnya hisshatul asad. Itu jatah singa, sisanya kita berbagi. Dan ketika kita berbagi, kita berbagi bukan karena kita lemah,tetapi karena itu adalah kemurahan hati kita.
Oleh karena itu ikhwah sekalian, kita tidak mungkin bisa membayangkan bahwa misalnya ketika Presiden yang muncul dari Partai Keadilan Sejahtera, Presiden ini akan mengangkat 35 orang menteri dari PKS. Kemudian dibawah setiap departemen itu ada sekitar 50 eselon satu dan dua, yang jumlahnya mungkin total seluruh departemen sekitar 1500-an lebih. Setelah itu juga kita mengangkat sekitar 10 direksi dan komisaris pada 158 BUMN. Ini tidak mungkin begitu..Jadi kita musti merekrut orang-orang di luar, orang-orang yang sudah matang diluar, kemudian kita rekrut ke dalam menjadi bagian dari supporting system dakwah kita. Oleh karena itu di dalam amanat Munas juga, kita melihat program ini ada dan program ini disebut rekrutmen 1000 profesional kelas atas. Jadi ikhwah sekalian, inilah asset kedua yaitu asset orang..
4. Orang, dalam kategori sya’biah yaitu para followers dan para pengikut.
tiga kategori pertama tadi adalah kategori yang kita maksudkan sebagai trendsetter, mereka inilah yang akan memimpin harakah dan juga sekaligus negara di masa yang akan datang. Kalau jatah DPW DKI adalah merekrut sekitar 162.000 kader sampai pada tahun 2009 nanti, ini adalah suatu proses yang wajar-wajar saja karena kita mempunyai cita-cita yang besar sebelumnya.
3.Uang
Uang yang kita maksud disini adalah sarana. Karena Allah SWT mengatakan,” Janganlah kalian memberikan harta-harta kalian kepada orang bodoh, yang harta itu adalah harta yang telah dijadikan Allah bagi kamu sebagai qiyaman, tulang punggung yang membuat punggungmu tegap.” Jadi kalau kita mempunyai ide besar,kita punya orang besar, kita mempunyai operator yang bisa membuat ide itu berjalan, maka kita juga musti mempunyai sarana yang membuat ide itu bekerja.
Gabungan dari tiga unsur inilah yang kita sebut sebagai asset-asset politik. Kita memerlukan ini untuk memimpin negeri ini di masa yang akan datang. Tetapi seandainya kita sudah mempunyai tiga asset ini. Belum tentu merupakan jaminan bahwa kita memenangkan pertarungan. Kita memerlukan suatu ketrampilan yang lain yaitu ketrampilan untuk mengkapitalisasi asset-asset yang kita miliki. Asset yang kita miliki yang tiga itu, aset ide, orang dan uang, harus kita kapitalisasi untuk menciptakan tiga hal laiinnya.
Tiga hal lainnya itu adalah :
1. Peristiwa
2. Berita
3. Cerita
Kalau kita memiliki tiga asset, maka asset ini harus kita gunakan untuk menciptakan peristiwa. Olah karena itu ikhwah sekalian, kita semuanya harus membangun ketrampilan dalam diri kita sebagai pencipta-pencipta peristiwa. Bukan lagi sekedar komentator. Kita ingin melampaui era ini. Dulu jika ada peristiwa yang muncul, kita berkomentar. Sekarang kita ingin menjadi sebaliknya. Kita yang menciptakan peristiwa dan biarkan orang lain yang bicara. Kemenangan kita pada tahun 2004 yang lalu adalah sebuah peristiwa dan orang semua bicara tentang hal itu. Ada begitu banyak skripsi, tesis master, disertasi doktor di dalam dan diluar negeri, ditulis tentan peristiwa itu. Kita menciptakan peristiwa itu. Jadi kalau kita menciptakan peristiwa , maka akan ada berita sesudah peristiwa itu. Kalau kita banyak berita, maka akan terangkai sebuah cerita tentang kita.
Sekarang apa yang kita baca tentang Khulafaur Rasyidin ? apa yang kita baca tentang seorang sahabat? Seluruhnya adalah sebuah cerita. Cerita-cerita itu ditulis setelah mereka menang, cerita itu ditulis oleh pemenang dan ditulis oleh pelakunya sendiri. Setelah mereka menang baru mereka menulis ceritanya. Sekarang kita akan menggunakan tiga asset ini semuanya, untuk menciptakan peristiwa-peristiwa yang akan menyebarkan berita-berita yang akan kita rangkai menjadi sebuah cerita di masa yang akan datang. Insya Allah.
Nah ikhwah sekalian,
Dengan demikian di kepala kita sekarang sudah ada sekitar 5 kosa kata yang harus kita hafal dengan baik.
1. Cita-cita Politik
2. Cita-cita Dakwah
3. Cita-cita Peradaban
4. Asset
5. Kapitalisasi
Sekarang kita perlu, mengetahui bagaimana prosedur kita melaksanakan semua hal ini. Langkah pertama dari hal itu adalah membangun kapasitas. Kalau kita punya kapasitas besar maka produktifitas kita juga besar. Tetapi kalau kapasitas kita kecil maka produktifitas kita juga pasti rendah. Oleh karena itu, kita perlu membangun kapasitas. Sekarang coba kita lihat, kalau kita ingin merekrut, misalnya 20% suara pada pemilu yang akan datang, maka kita membutuhkan suatu kapasitas yang besar. Itu sebabnya antum lihat 2 juta kader itu adalah kapasitas yang kita perlukan.
Apabila dengan rasio 1 kader akan merekrut 10 suara maka kita akan mendapatkan sekitar 20 juta suara di masa yang akan datang, pada tahun 2009 nanti. Itu kapasitas. Jadi 2 juta itu adalah kapasitas. Kalau kita mempunyai 33 DPW, 441 DPD misalnya , kemudian sekitar leibh 6000 DPC, dan lebih 60..000 DPRa misalnya, itu adalah kapasitas yang bisa kita gunakan untuk merekrut suara sebesar-besarnya. Jadi sekarang kita perlu membangun kapasitas kita. Kapasitas ini meliputi kapasitas individu, maupun juga kapasitas struktur. Kalau kita sudah mempunyai kapasitas maka di lapisan luar dari kapasitas ini namanya adalah kinerja. Kita tinggal menunjukkan kinerja kita di lapisan keduanya. Kalau kita punya kinerja yang bagus maka muncul lapisan ketiga, lapisan ketiga itu yang kita sebut citra. Jadi ikhwah sekalian , inilah tiga urutannya :
1. Kapasitas
2. Kinerja, dan
3. Citra
Citra itu bukan sesuatu yang kosong. Kita belajar sangat banyak misalnya dari partai lain yang membangun citra sebagai wong cilik. Tetapi karena citr ini mungkin tidak dibangun dari kapasitas yang sebenarnya, maka citra ini hanya akan bertahan beberapa tahun lamanya setelah itu keropos.
Sekarang, kita terlebih dulu membuktikan bahwa kita benar-benar peduli kepada masyarakat jauh sebelum kita menumbuhkan jargon tentang bersih dan peduli. Terlebih dahulu armada charity dan sosial kita sudah bekerja lama ditengah masyarakat. Jadi ketika kita mengatakan PKS itu bersih dan peduli, maka yang kita katakan itu adalah cerita tentang masa lalu kita. Kita hanya menyimpulkan dalam sebuah kalimat-kalimat pendek. Jadi citra ini adalah sesuatu yang kita
bangun sebelumnya dari kapasitas yang kita miliki dan dari total kinerja yang kita bangun. Maka muncullah citra itu.
Ikhwah sekalian,
Dengan demikian kita mempunyai delapan kosa kata yang harus kita hafal dengan baik.
1. Cita-cita Politik
2. Cita-cita Dakwah
3. Cita-cita Peradaban
4. Asset
5. Kapitalisasi
6. Kapasitas
7. Kinerja
8. Citra
Kalau kita sudah memiliki semuanya ini, hanya ada satu hal yang harus kita lakukan sesudah itu, yaitu berdoa. Kenapa ikhwah sekalian? Karena kita tidak tahu apa takdir kita yang ada di lauhul mahfudz di masa yang akan datang. Catatan hasil komputer 2009 nanti sudah ada di lauhul mahfudz. Kita tidak akan pernah mendapatkan bocoran itu, tidak pernah. Jadi kalau ternyata kalah, itu karena memang tidak ada catatannya di lauhul mahfudz. Tidak ada human error disitu lagi, Insya Allah. Semuanya sudah berjalan sesuai rencananya, tidak perlu menyesal, karena kita telah memenuhi seluruh standar manusiawi yang harus kita penuhi. Setelah itu kita berdoa, kita hanya perlu menyadari selanjutnya implikasi dari semua itu terhadap kehidupan kita, individu per individu. Implikasinya adalah bahwasanya waktu tidur kita berkurang, waktu kerja kita makin banyak, satuan-satuan waktu kita makin padat. Karena setiap satuan waktu kita sudah dipenuhi dengan satuan kerja. Tidak satu unit waktu kehidupan kita yang kosong. Itu sebabnya Imam Hasan Al-Banna menyadari masalah ini dengan baik, maka beliau mengatakan alwajibatu aktsaru minal auqat (tugas-tugas kita lebih banyak dari waktu yang ada). Begitu total pekerjaan kita, kita distribusi ke dalam satuan waktu, kita akan menemukan satu fakta bahwa ternyata satuan kerja itu, unit-unit kerja itu, ternyata jauh lebih banyak dari unit-unit waktu yang kita miliki, perindividu. Bahkan setelah total wkatu individu kita digabung menjadi waktu kolektif, maka total waktu kita secara kolektif pun terasa belum cukup untuk memenuhi total daftar pekerjaan yang harus kita lakukan.
Itu sebabnya dulu ada pepatah arab yang mengatakan, idzaa kaanatin nufuusu kibaaran, ta’ibat fi muraadihal ajsaamu. Kalau orang yang mempunyai cita-cita yang besar, maka badannya akan lelah mengikuti kehendaknya. itulah ikhwah sekalian yang kita rasakan. Tetapi sekali lagi kita semua bersyukur, karena kita ditakdirkan oleh Allah SWT melakukan ini semuanya pada saat kita semua masih muda. Mudah-mudahan wakaf hidup pada saat kita muda ini, akan membuat kita semuanya tercatat sebagai hamba-hamba Allah SWT (dari tujuh golongan) yang akan terlindungi dan ternaungi pada hari kiamat sebagai wa syabun nasya’a ibadatillah (golongan anak muda yang tumbuh dalam pengabdian dan ibadah kepada Allah).
Ikhwah sekalian,
Saudara-saudara kita di belahan bumi lain sangat mengharapkan lompatan-lompatan besar di Indonesia ini, karena mereka ingin belajar, mereka ingin belajar dari kita. Mereka ingin belajar tentang bagaimana menciptakan lompatan-lompatan itu. Suatu waktu mereka bertanya pada saya,”Kenapa antum tidak menulis pengalaman antum semua di PKS ini?” Saya bilang,”Tunggu, karena kemenangan kita ini belum sempurna. Insya Allah setelah kemenangan kita ini sempurna, sesuai denganb target yang kita harapkan, sampai pada suatu tingkat aman, kemenangan yang cukup stabil pada waktu-waktu yang cukup lama, saat itulah mungkin waktu yang tepat untuk membukukan pengalaman kita. “Jadi pasti orang-orang ingin belajar. Saudara-saudara kita di negara-negara Muslim lain ingin belajar, tentang bagaimana kemenangan-kemenang an itu diciptakan.
Ikhwah sekalian,
Kalau antum ingin mengetahui rahasia mengapa dulu Rasulullah SAW bersabda, ” Seandainya kalian semua menginfakkan seluruh harta kalian atau bahkan kalian menginfakkan gunung-gunung emas, maka kalian tdk akan bisa mendapatkan kesamaan pahala dengan pahala-pahala yang telah dicapai oleh sahabat-sahabat beliau. ” Antum tahu apa rahasia dibalik sabda ini? Karena ada satu sumber pahala yang diperoleh seluruh sahabat ini, yaitu pahala karena mereka menjadi guru, menjadi guru bagi seluruh generasi yang datang sesudahnya.
Setiap kita adalah murid mereka. Dan semua yang kita pelajari, lalu kita lakukan dapat mengalirkan pahala kepada mereka. Oleh karena itu, sumber pahala mereka senantiasa ada. Bukan hanya ketika mereka masih hidup, bahkan setelah mereka mati jumlah pahala mereka jauh lebih banyak dari yang mereka peroleh, dibanding ketika mereka masih hidup.
Oleh karena itu, ketika Umar bin Khattab melarang Khalid bin Walid untuk ikut berjihad, alasan Umar bin Khattab adalah, ” Wahai Khalid seluruh pahala yang kamu lakukan selama jihad ini sudah cukup untuk mengantarkan kamu ke surga.” Jadi tidak perlu ada jihad lagi sesudahnya. Sudah terlalu banyak pahala.
Ikhwah sekalian,
Dibalik seluruh amal yang kita harapkan, dalam proses menciptakan peristiwa, menciptakan pahala, menciptakan kemenangan-kemenang an, ada pahala lain yang ingin kita dapatkan, yaitu pahala menjadi teladan bagi orang-orang yang lain, bagi saudara-saudara kita di tempat lain. Pahala keteladanan ini merupakan pahala amal jariah bagi kita semuanya. Kita tidak pernah tahu berapa banyak pahala yang akan mengalir dari sumber ini setelah kita meninggal nanti, Insya Allah.
Mudah-mudahan Allah SWT mentakdirkan kita semuanya menjadi guru-guru yang baik bagi saudara-saudaranya di belahan bumi lain, di masa yang akan datang. Insya Allah.
foto : ferryardian.net