Kelezatan Akal Batin


Bukan hanya kelezatan ruhani. Cinta misi juga memberikan kita kelezatan lain. Kelezatan akal batin. Akal adalah kekuatan yang memberi kita kemampuan memahami. Akal memproses semua informasi yang masuk ke dalam otak kita melalui panca indera atau penalaran. Hasil pemrosesan itulah yang kemudian melahirkan sikap dan tindakan. Buah dari akal itulah yang selanjutnya kita sebut pikiran. Tapi dalam diri manusia ada kemampuan yang lebih tinggi. Yaitu kemampuan untuk memikirkan pikiran-pikiran yang merupakan buah proses akal. Ini adalah pikiran di atas pikiran. Atau akal kedua. Atau akal batin.
Seperti ketika kita memandang awan dari bumi, ia akan tampak satu lapis gugus awan. Tapi ketika kita naik pesawat, kita akan menemukan bahwa awan itu ternyata adalah gugus berlapis. Kemampuan untuk memikirkan pikiran, baik pikiran kita sendiri atau pikiran orang lain, akan memberikan kita kelezatan yang luar biasa. Bayangkanlah anda memandang sesosok tubuh dengan pakaian lengkap. Tapi sorot mata anda mampu menembus ke dalam tubuhnya dan menyaksikan semua yang ada di sana. Seperti isi bagasi yang terlihat jelas dalam X-Ray. Itu kelezatan: karena pengetahuan ini memberi kita kesadaran yang berbeda.
Dan kelezatan itulah yang kita rasakan dalam cinta misi. Ini sedikit berbeda dengan kelezatan ruhani. Kelezatan ruhani bersifat vertikal dan terkait dengan perasaan diterima di sisi Allah serta janji surga di akhirat. Sedang kelezatan akal batin bersifat horizontal dan terkait dengan kesadaran serta pemahaman yang mendalam tentang dunia batin anak manusia, tentang pergolakan jiwanya dalam mewadahi pertarungan antara sisi baik dan sisi buruknya, tentang peristiwa menang kalah dalam pertarungan itu. Memahami itu semua ibarat menyerap air kehidupan melalui pori-pori akal kita. Kelezatan akal batin terkait dengan perasaan kebermaknaan... perasaan bahwa kita menyelamatkan orang lain... perasaan bahwa sebagai peserta kehidupan alam raya, kita telah ikut berpartisipasi menciptakan kehidupan manusia yang lebih baik... perasaan bahwa kita bermanfaat bagi orang banyak... perasaan bahwa di laut kehidupan yang luas ini kita telah ikut menyumbangkan beberapa tetes air...
Kesadaran itu menyatukan diri kita dengan orang lain di sekeliling kita dan dengan alam yang mengitari kita. Sebab cinta misi lahir untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi manusia. Sebab cinta misi tumbuh untuk membuat bumi jadi sepotong surga yang nyaman dihuni. Kita menyatu sebagai manusia: pada asal-usul, pada jalan hidup, pada tujuan akhir. Ini kesatuan kemanusiaan yang membuat space of human entity kita terbentang begitu luas di jagat raya dan di alam batin.
Perasaan itu mengalirkan kelezatan akal batin kita. Seperti kelezatan raga yang kita rasakan saat kita menghirup udara bersih musim semi. Atau angin sepoi di penghujung senja. Kelezatan akal batin itulah yang terangkum dalam sabda Sang Rasul: "Bahwa Allah memberi hidayah kepada seorang manusia melalui usahamu adalah lebih baik bagimu dari seluruh dunia dan isinya."
Oleh Ust. M. Anis Matta, Lc

Artikel Terkait



Tags:

Jalan Panjang.web.id

Didedikasikan sebagai pelengkap direktori arsip perjuangan dakwah, silahkan kirim artikel maupun tulisan Tentang Dakwah ke jalanpanjangweb@gmail.com