jalanpanjang.web.id - Pemilu akhirnya dilangsungkan tepat waktu di Mesir. Pagi hari 28 November 2011, digelar pemilu pertama pasca tergulingnya rezim Husni Mubarak yang berkuasa lebih 30 tahun. Selama tahun-tahun itulah, bisa dikatakan rakyat Mesir tidak bisa merdeka menyuarakan aspirasinya. Beragam kelompok yang dianggap melawan arus pemerintahan Mubarak, tak pernah bisa hidup lama. Kran kebebasan politik di sumbat. Hingga akhirnya, revolusi 25 Januari 2011 berhasil menjatuhkan Mubarak pada Februari 2011. Dan kondisi politik Mesirpun berubah.
Sebelum Pemilu digelar, Pusat Penelitian dan Pengkajian Aspirasi Masyarakat di Mesir mengadakan polling terhadap 1.500 orang di 10 Propinsi. Hasil polling itu menyebutkan bahwa 90% responden menginginkan pemilu dilakukan sesuai jadwal. Sedangkan 70% meyakini pemilu akan berjalan denganh bersih. Yang mengejutkan, 49,5% dari responden akan memilih Partai Al Huriyah wal Adalah (Partai Keadilan dan Kebebasan), 10,7 % akan memilih partai salafy, 9,3% memilih partai Wafd, dan 3,7 % partai Mesir Al Qaumi.
Polling ini terbukti mendekati kenyataan saat penghitungan pemilu pertama yang dilansir Surat kabar al Syuruq , "indikasi awal menunjukkan Partai Kebebasan dan Keadilan memenangkan 47% suara, sementara blok Mesir memenangkan 22%."
Setelah Partai Al Huriyah wal Adalah (Partai Keadilan dan Kebebasan) mengeluarkan Bayan (berita) Resminya yang menyebutkan : "Hasil penghitungan suara yang sampai kepada kami setelah proses penghitungan selesai di semua panitia pemilihan -di dalam Mesir sendiri- menunjukkan bahwa Partai Kebebasan dan Keadilan menempati posisi pertama dengan perolehan 40% suara, disusul Hizbun Nur, El-Kutlah Al-Mishriyah, Al-Wasath dan kemudian Al-Wafd". Secara berturut-turut dunia mulai menunjukkan dukungannya serta memandang positif pemerintahan Mesir di masa datang.
Siaran Radio “Suara Amerika” mengatakan dalam lansir berita resminya perihal kemenangan Hizbul Hurriyah wal Adalah, partai yang didirikan oleh Jamaah Ikhwanul Muslimin dengan meraih dua pertiga kursi untuk calon perorangan dalam pemilu legislatif tahap I. Oleh karena itu, partai ini meretas jalan untuk menjadi kekuatan politik yang signifikan di parlemen mendatang yang jumlah kursi keseluruhannya 498 aleg.
Sebelumnya partai ini juga mengeluarkan bayan resmi bahwa 36 orang caleg telah dipastikan mendapatkan tiket kursi untuk calon perorangan atau senator dalam pileg tahap I dari total 56 kursi yang diperebutkanpada pemilu tahap pertama.
Sedangkan radio “Suara Rusia” melansir wawancara dengan Mansuria Moukhifi, seorang pengamat Mesir sekaligus Direktur Kajian Timur Tengah dan Afrika Utara di Sekolah Tinggi Prancis untuk urusan luar negeri.
Maoukhifi menegaskan bahwa kemenangan gerakan Islam, terutama caleg-caleg dari Hizbul Hurriyah wal Adalah di Mesir tidaklah mengagetkan.
Karena mereka eksis di tengah-tengah masyarakat semenjak kurun waktu yang panjang. Mereka juga turut serta dalam rentang waktu yang lama dalam percaturan dunia politik, meskipun mereka mendapatkan permusuhan dari rezim diktator sebelum ini, mereka di penjara dan banyak di antara mereka yang dideportasi ke luar negeri.
Sistem Mubarak sebelum ini berusaha melarang gerakan Islam untuk berinteraksi dengan masyarakat Mesir secara langsung, akan tetapi mereka tetap mampu menjalin komunikasi dan mampu mengurai permasalahan rakyat Mesir, oleh karena itu mayoritas rakyat Mesir memilih mereka pasca lengsernya rezim sebelum ini.d.
Secara terpisah, Dr. Isham Al-Uryan, Wakil Presiden Partai Kebebasan dan Keadilan, kemarin menyambut Piotr Buchta, Duta Besar Republik Polandia di Kairo untuk Urusan Budaya dan Ekonomi beserta para pembantunya.
Duta Besar Polandia di awal pertemuan langsung mengucapkan selamat kepada rakyat Mesir Rakyat yang telah sukses melaksanakan pemilu legislatif secara demokratis. Ia juga mengatakan proses pemilu kali ini menunjukkan wajah peradaban yang sesungguhnya dari rakyat Mesir yang itu sesuai dengan standar pemilu internasional.
Setelah itu Dr. Muhammad Mursi Ketua Partai Kebebasan dan Keadilan,, Sabtu (10/12/2011) menyambut Senator John Kerry, Ketua Lembaga Hubungan Luar Negeri di Kongres Amerika begitu juga Anne Patterson, Dubes Amerika untuk Mesir.
Mendampingi Ketua Partai, Dr. Isham Al-Uryan, Wakil Ketua Partai dan Dr. Muhamamd Sa’ad Al-Katatni, Sekjend. Partai.
Dr. Mursi menyampaikan dalam pertemuan itu bahwa pemilu legislatif di Mesir berjalan sesuai kehendak rakyat Mesir. Sekarang ini rakyat Mesir membuktikan demokrasi secara nyata pasca revolusi 25 Januari dan pasca lengsernya rezim korup sebelumnya.
Dari pihak Jonh Kerry mengakui bahwa mereka tidak terkejut atas kemenangan Partai Kebebasan dan Keadilan dalam pemilu kali ini, kami juga menghormati kehendak rakyat Mesir.
Kedua pihak berdiskusi seputar pandangan Partai untuk bisa mangatasi krisis ekonomi dan juga sikap partai terkait perjanjian dan kesepakatan negara yang telah dilakukan oleh Mesir.
Dr. Mursi menjelaskan bahwa Mesir sekarang ini berusaha untuk keluar dari krisis, baik krisis dari dalam juga krisis dari luar. Dan langkah pertama adalah mengurai krisis yang terjadi di dalam negeri dan bekerja untuk membangun sistem kenegaraan, yaitu menguatkan posisi lembaga pembuat unddang-undnag dan juga menguatkan lembaga pemerintahan. Namun yang lebih mendesak sekarang ini adalah penguatan parlemen.
Terkait dengan upaya partai dalam melaksanakan perubahan mendasar dalam bentuk undang-undang dan kebijakan khusus yang berhubungan dengan kerja sama dengan investor, beliau menegaskan bahwa sebelum ini sudah ada undang-undang dan kebijakan yang mengatur hal itu, oleh karena itu kebijakan ini hendaknya bisa mengadopsi hak-hak warga negara, kebebasan umum dan hak-hak pemerintahan sipil, di samping itu perlu adanya amandemen bab lima yang terkait dengan perundangan-undangan yang mengatur masa jabatan presiden dan sistem hukum di Mesir.
Inilah entri point yang diapresiasi oleh Kerry. Dia juga mengajak semua kekuatan politik dan partai di Mesir untuk bekerja sama dalam upaya mempercepat kemajuan ekonomi. Dan hal itu sangat mungkin terjadi dikarenakan pelaksanaan demokrasi di Mesir sekarang ini sudah berjalan dengan baik.
Dr. Mursi menegaskan bahwa Partainya tidak punya keinginan untuk mendominasi hak lembaga konstituante yang akan dibentuk medatang. Yang lebih di kedepankan adalah menyusun sistem politik yang sesuai dengan kehendak rakyat Mesir, dengan jalan menghimpun kehendak kekuatan yang ada dalam lembaga konstituante ini.
Terkait dengan sikap partai terhadap kesepakatan dan perjanjian negara Mesir yang sudah ada selama ini, Dr. Mursi menegaskan bahwa Mesir adalah negara besar yang memiliki pengalaman sejarah sangat panjang dan memainkan peranan yang signifikan dalam percaturan Dunia Arab, Dunia Islam dan kawasan.
Oleh karena itu partai menghormati kesepakatan dan perjanjian yang sudah ada tersebut, namun partai menghimbau agar Amerika mendengarkan kehendak rakyat Mesir, bukan sebaliknya membungkam kehendak rakyat yang sah. Beliau juga menegaskan bahwa Amerika memungkinkan peran dalam membantu kemajuan ekonomi di berbagai dunia jika ia menghendakinya.(al-ikhwan.net)