jalanpanjag.web.id - Menteri Sosial Salim Segaf al  Jufri sangat menikmati naik ojek dari pos pemantauan perbatasan desa  Temajuk menuju dusun Camar Bulan. "Kalau tak ada yang nyopir tadi, saya  sopiri sendiri motornya," ujar Mensos kapada para wartawan yang meliput  kunjungan Mensos bersama Menko Kesra, Menteri Pekerjaan Umum dan  Sekretaris Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) ke daerah  perbatasan Sambas-Serawak ditemani Gubernur Kalimantan Barat dan Bupati  Sambas (7/1).
 
Rombongan wartawan dan Gubernur Kalbar memang  harus menempuh perjalanan darat Pontianak-Sambas selama empat jam,  dilanjutkan Sambas-Temajuk selama minimal enam jam. Sementara rombongan  menteri naik helikopter. "Kami harus menembus hutan, alhamdulillah  jalannya bagus. Tapi saat menyeberangi sungai harus menunggu saat yang  pas agar tidak hanyut atau tergelincir. Minimal 12 jam perjalanan dari  Pontianak ke perbatasan," ungkap Ria, reporter RRI.
Saat ditantang, Mensos menyatakan siap jalan bersama  wartawan suatu hari untuk meninjau daerah terpencil. "Tahun lalu saya  pernah mengunjungi lokasi KAT (komunitas adat terpencil) di dusun  Sisere, di kaki gunung Toposo, kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Kami  naik motor trail dan jalan kaki ke lokasi," jelas Mensos. Pada tahun  2012-2014 program Kementerian Sosial diprioritaskn untuk 50 kabupaten  tertinggal, sebagian di antaranya daerah perbatasan dan terpencil.
Pada kunjungan ini, Menko Kesra meluncurkan Program  Terpadu Pembangunan Kampung dengan dukungan kementerian teknis.  Sedangkan Kemensos merealisasikn Program Terpadu Penanggulangan  Kemiskinan (Pronangkis) sesuai amanat Undang-undang Nomor 13 Tahun 2011  tentang Penanganan Fakir Miskin, dimana Kemensos menjadi leading sector.  Program inisiasi di Camar Bulan antara lain: pembangunan infrastruktur  jalan perbatasan sepanjang 14 kilometer oleh Kementerian Pekerjaan Umum  (46 kilometer jalan sedang dalam proses pembangunan), perbaikan pasar  desa, rehabilitasi 100 unit rumah tidak layak huni (senilai Rp 1  miliar), pemberian modal hibah untuk 100 kelompok usaha bersama (senilai  Rp 2 miliar), pelatihan tenaga kerja terampil, dan lain-lain.
 "Pembangunan jalan perbatasan akan dilanjutkan BNPP  dan Pemerintah Daerah. Sementara pembangunan perumahan nantinya didukung  Kementerian Perumahan Rakyat. Pemerintah serius membangun daerah  perbatasan dan menyejahterakan warganya," papar Menko Kesra Agung  Laksono kepada wartawan. Setelah menandatangani prasasti, Menko Kesra  bersama Mensos dan Menteri PU memeriksa rehabilitasi rumah dan menyapa  Pak Nasir, salah seorang warga yang diperbaiki rumahnya. Saat ini  tercatat warga desa Temajuk sebanyak 480 KK (1890 jiwa). Kondisi rumah  mereka masih sangat sederhana, apalagi jika dibandingkan dengan rumah  warga di negeri jiran
Bupati Sambas, Dra. Juliarti Djuhardi Alwi,  menerangkn mata pencaharian warga sebagian adalah nelayan dan pekebun  karet. Potensi alam yang belum tergali sangat banyak, antara lain  tanaman lada yang dapat digarap secara massal. "Jika dilatih dan diberi  peluang, maka warga kami siap membangun kampung halaman sendiri. Kami  cinta negeri ini," kata bupati perempuan itu dengan penuh semangat.
Sementara Gubernur Kalbar Cornelis menegaskan agenda  pembangunan daerah perbatasan bukan bersifat politis. Tapi demi menjaga  keutuhan NKRI dan mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat  Indonesia di manapun berada. “Jangan ragukan nasionalisme kami,” seru  Gubernur berapi-api.
Ada momen yang berkesan ketika mengakhiri sambutan  resmi, Mensos membalas pantun yang disampaikan bupati dan gubernur.  "Kalau tidak dengan tinta, tak kan kutulis syair ini. Kalau tidak karena  cinta, tak kan kami hadir di sini," ucap Mensos yang disambut tepukan  riuh warga Camar Bulan yang berkumpul di lapangan desa.
KUNJUNGI PANTI ANAK DI PONTIANAK
Sebelum berangkat ke Camar Bulan, Mensos Salim Segaf  mengunjungi panti anak Al Amien di pinggiran kota Pontianak ditemani  Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Makmur Sunusi, Direktur  Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan Teguh Haryono, Sekretaris Daerah  Provinsi Kalbar M. Zeet Hamdy, dan Kepala Dinas Sosial Provinsi Kalbar  Junaidi (6/1).
Dalam arahannya, Mensos menegaskan Pemda perlu  meningkatkan porsi anggaran kesejahteraan sosial dalam APBD. "Karena  masalah sosial sangat kompleks, tak bisa ditangani hanya oleh pemerintah  pusat sendiri. Anggaran Kemensos 2012 senilai Rp 4,57 triliun, sebagian  besar dikirim ke daerah untuk Program Keluarga Harapan, dana  dekonstrasi dan tugas perbantuan. Jika masalah sosial dibiarkan, maka  akan mengganggu perkembangn ekonomi, dan sebaliknya bila masalah sosial  tertangani akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan  stabilitas keamanan," papar Mensos. Warga panti menyambut Mensos dengan  pantun rebana dan silat Tarung Derajat.
Mensos menyampaikan bantuan Rp 30 juta kepada warga  panti. “Panti ini didirikan secara swadaya sejak 2002. Saat ini alumni  kami ada yang mandiri dan bekerja di perusahaan swasta,” ungkap Kepala  Panti Mahlan Yani, sambil menangis terharu karena tidak menyangka akan  diziarahi rombongan Mensos. Sekda Provinsi Kalbar menerangkan: "APBD  Kalbar sekitar Rp 2 triliun, dianggarkan Rp 12 miliar untuk program  kesejahteraan sosial. Memang masih minim. Dari 179 panti sosial yang  ada, hanya tiga panti yang dikelola Pemda, pantai lain adalah inisiatif  masyarakat.” Pemda Kalbar mendapat bantuan Kemsos senilai Rp 3,4 miliar  untuk subsidi 137 panti (3.111 kelayan), masih ada 42 panti (1.260  kelayan) yang belum terbantu dan harus ditangani daerah. [depsos.go.id]

