jalanpanjang.web.id - Terinspirasi dari program Pengerahan Tenaga Mahasiswa (PTM) yang dipelopori oleh mantan Rektor UGM (alm.) Prof. Koesnadi Hardjasoemantri di tahun 1950, dan Gerakan Indonesia Mengajar (IM) yang di gagas oleh Anies Baswedan, maka departemen Sosial Masyarakat KAMMI Komisariat UGM menginisiasi sebuah Gerakan sosial yang memiliki ikhtiar untuk ikut andil secara langsung dalam memajukan pendidikan di Indonesia.
Gerakan KAMMI Mengajar memang tidak seperti PTM yang mampu mengisi kekurangan guru SMA di daerah, khususnya di luar Jawa, ataupun sepert IM yang menempatkan pengajar mudanya di SD di pelosok-pelosok Indonesia. Namun, harapan untuk dapat ambil bagian secara aktif dalam memajukan kecerdasan kehidupan bangsa terpatri dalam harapan kami dengan diinisiasinya Gerakan KAMMI mengajar ini.
Negeri ini semakin kesulitan mencari orang-orang yang memiliki kredibilitas moral yang tinggi. Terbukti dengan semakin meningkatnya jumlah penemuan kasus korupsi di Negeri ini. Bahkan orang yang seharusnya memberikan contoh yang baik, malah terbukti melakukan tindakan korupsi seperti yang dilakukan bupati Jembrana, ataupun Bengkulu baru-baru ini.
Taman pendidikan Al-Qur’an yang biasanya dikenal dengan TPA adalah tempat dimana anak-anak dididik dengan nilai-nilai agama. Dengan harapan anak-anak sejak kecil sudah memiliki akhlakul karimah (Akhlak yang terpuji) sehingga ketika beranjak dewasa, nilai-nilai aqidah, keyakinan terhadap ke-Esa-an tidak mudah luntur.dan terpatri dalam kehidupan mereka hingga dewasa.
Karena anak-anak adalah harapan dan pewaris negeri ini, maka melalui Gerakan KAMMI Mengajar, kami mengajak anda, putra-putri terbaik di kampus kerakyatan ini, untuk menjadi pengajar yang siap ditempatkan untuk mengajar di TPA-TPA di Cangkringan. Dengan mengajar TPA di Cangkringan, kita tidak hanya menjadi pengajar yang akan memotivasi mereka untuk terus bersemangat dalam belajar, kita juga akan mengajari anak-anak itu tentang nilai-nilai aqidah dalam keseharian mereka. Menjadikan mereka anak-anak sholeh, memiliki akhlakul karimah dalam perilaku mereka.
Tidak hanya itu, kita juga akan mengobati luka mereka yang notabenenya adalah korban erupsi merapi. Baik yang terkena dampak langsung maupun tidak langsung. Bahkan akan kita jumpai pula anak-anak yang kehilangan rumah bahkan keluarganya. disinilah peran kita sebagai pengajar, yang tidak sekedar mengajari anak-anak membaca atau menulis, namun juga memberi motivasi, menjadi inspirasi.
Sekarang kita tengok ke lingkungan kampus tercinta kita, Universitas gadjah Mada. Tepatnya didua titik perempatan lampu merah dilingkungan kampus ini, yakni perempatan MM dan perempatan Sagan, ketika sore menjelang hingga malam akan banyak kita lihat anak-anak jalanan disana. Ada yang menjadi peminta-minta, ada pula yang menawarkan jasanya menjadi pembersih kendaraan. Mereka sebagian besar sekolah, namun ketika sepulang sekolah mereka harus mencari nafkah di dua titik tadi dengan berbagai alasan. Membantu orang tua, dipaksa orang tua, atau untuk menambah uang saku ketika disekolah.
Tidak hanya di lingkungan kampus ini tentunya, anak-anak jalanan (anjal) menjadi salah satu problematika yang dihadapi oleh bangsa ini. Namun sebelum melihat ke wilayah yang lebih luas, Gerakan KAMMI mengajar mengajak anda untuk menjadi pengajar di dua titik tadi, MM dan Sagan. Berbicara langsung dengan anak-anak itu, menjadi tempat bertanya bagi mereka, membimbing mereka untuk memahami pelajaran disekolah. Memotivasi mereka untuk terus giat belajar, menjadikan mereka harapan untuk keluarga mereka. Dan dengan menjadi pengajar, harapannya adalah kita memberikan inspirasi kepada anak-anak itu, menjadikan anak-anak itu tidak memiliki keinginan untuk terus menerus menjadi anak jalanan.
Dengan dua capaian yang sederhana tadi, yakni menginspirasi anak-anak di Cangkringan melalui TPA, dan menginspirasi anak-anak di jalanan melalui bimbingan belajar, maka kami meyakini Gerakan KAMMI Mengajar merupakan langkah kongkrit yang bisa kita lakukan untuk berkontribusi secara langsung terhadap kemajuan pendidikan di Negeri ini.
Selain capaian yang jauh lebih sederhana dibandingkan PTM dan IM, Gerakan KAMMI Mengajar pun tidak seperti PTM yang menurunkan mahasiswa selama bertahun-tahun, ataupun IM yang menempatkan pengajar mudanya selama satu tahun. GKM mengajak anda untuk berbagi bersama mereka dengan meluangkan waktu anda kurang lebih 2-3 jam dalam sehari tiap pekan selama 3 bulan. Ya, dengan waktu yang singkat ini, disela kesibukan kuliah dan aktivitas anda yang padat, kami mengajak anda untuk berbagi, menginspirasi ditengah keterbatasan yang kita miliki.
Gerakan KAMMI Mengajar yakin bahwa pendidikan adalah sebuah gerakan. Pendidikan bukan sekedar program yang dijalankan pemerintah, sekolah dan para guru. Pendidikan adalah gerakan mencerdaskan bangsa yang harus melibatkan semua orang. Ini semua didasarkan pada keyakinan kita bahwa mendidik adalah tugas setiap orang terdidik, maka kami menggugah sekaligus mengajak anda untuk bergabung bersama kami di Gerakan KAMMI Mengajar.
“Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan sebesar zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)Nya”(Q.S. Az-Zilzal ayat 7)