Lapangan Tahrir dikuasai jutaan rakyat mesir, tidak akan mundur sebelum mubarak turun



Di Taman Tahrir, atmosfer tampak rileks. Para demonstran mendirikan barisan penjagaan sendiri setelah penjagaan militer. Mereka memeriksa tanda pengenal dan tas warga. Banyak warga yang datang ke Taman Tahrir membawa roti, air, buah-buah, dan logistik lainnya.

Antrian panjang warga tampak menuju meja-meja yang membagikan teh dan roti. Di beberapa titik juga didirikan klinik tenda, yang terletak di jalan masuk toko-toko. Salah satunya di depan restoran cepat saji KFC. Di sini, tampak seorang pria menerima suntikan di lengannya. Di atas tenda terpampang tanda bulan sabit dan palang merah.

Lapangan Tahrir dan jalan-jalan utama di ibu kota Kairo pada Jumat petang praktis dikuasai pendukung pro-demokrasi setelah sekitar satu juta pendukung oposisi shalat Jumat di bundaran lapangan tersohor itu.

Shalat Jumat di Bundaran Tahrir ini merupakan pertama kali sejak unjuk rasa pertama pada 24 Januari lalu, wartawan ANTARA Munawar Saman Makyanie melaporkan.

Jumat (28/1) sebelumnya, para pengunjuk rasa shalat Jumat di masjid-masjid kemudian berbondong-bondong menuju Tahrir.

Selain di ibu kota Kairo, shalat Jumat di lapangan juga dilakukan pengunjuk rasa di berbagai provinsi seperti Iskandariyah, Suez, Asiut, Port Said dan Zakazik.

Mobil-mobil membunyikan klakson layaknya merayakan suatu kemenangan sambil mengibarkan bendera nasional negeri Piramida itu.

Banyak tokoh masyarakat, cendekiawan, artis, pengacara dan warga berbagai kalangan berbondong-bondong ke Tahrir dan sekitarnya.

Sementara pendukung Mubarak tidak tampak lagi setelah mereka muncul beberapa saat di sekitar Tahrir pada pagi hari namun dihalau keluar oleh tentara.

Para pengunjuk rasa pro-demokrasi yang memasuki Bundaran Tahrir diperiksa identitas mereka oleh militer untuk memastikan tidak ada provokator.

Tampak banyak orang tua membawa serta anak-anak mereka di Tahrir.

Seusai shalat Jumat, jamaah langsung meneriakkan yel-yel "rahil-rahil" (pergi, pergi), maksudnya agar Presiden Hosni Mubarak pergi meninggalkan Mesir seperti dilakukan timpalannya, Presiden Tunisia Zine Al Abidin Bin Ali yang mengasingkan diri ke Arab Saudi.

Para wartawan juga sudah diizinkan masuk ke Tahrir seusai shalat Jumat setelah pada pagi harinya sempat dihambat oleh tentara.

Militer telah berulang kali mengatakan tidak akan mengambil tindakan tegas terhadap pengunjuk rasa.

Kepolisian saat ini belum berfungsi sejak Jumat (28/1) dan keamanan diambil alih oleh militer.  


Sumber ; antaranews.com, republika.co.id, foto ; bbc

Artikel Terkait



Tags:

Jalan Panjang.web.id

Didedikasikan sebagai pelengkap direktori arsip perjuangan dakwah, silahkan kirim artikel maupun tulisan Tentang Dakwah ke jalanpanjangweb@gmail.com