Absorber

 Untuk para pejuang kemanusiaan PKPU disemua titik bencana, disemua lini, di front yg terdepan dan yg mem-backup di belakang: Tetap SEMANGAT, tetap ISTIQOMAH, tetap IKHLAS, semoga ALLAH meridhoi setiap aktifitas kita




Tiba-tiba kejadian. Anda terperanjat. Itu bisa. Lebih dari itupun bisa. Cuman ada sedikit jeda. Atau memang nyaris tidak ada waktunya. Ini soal posisi. Masalah peran.  Wasior, merapi, mentawai bikin sebagian kaget. Menangis. Agak berlama-lama kita disitu. Ini adegan main kita sekarang.

Dalam posisi berbeda, cerita jadi beda. Itu preambule bagi sebagian. Kaget jadi menu pembuka. Jadi fatihah. Mungkin hanya ada sedikit waktu buat terperanjat. Bahkan tidak ada sama sekali. Ajal keburu menyergap. Tiba-tiba ingatlah manusia kalo mati bukan cuman urusan tua bangka.

Hari-hari terakhir terasa menggusur. Skenario sdh ada. Telah ditetapkan. Sama sekali tidak ada yang kebetulan. Setiap orana punya peran. Yang tersapu awan panas dan terseret ombak ganas tinggal lagi menunggu perhitungan.

Jadi, beginilah sekarang kita harus melihat : menjadikan peranan ini untuk mendulang sebesar-besar pahala. Menyedot semua kebaikan. Semacam absorber. Agar sebanyak mungkin debu merapi jadi pembela di yaumil akhir. Agar sebanyak mungkin tetes laut mentawai jadi saksi kebaikan di yaumil hisab. Gunung dan laut telah selesaikan tugasnya. Tinggalah kita sekarang.

Sampailah juga kita pada kesadaran. Mungkin sementara ini kita keliru. Bukan membuat kita dan mereka mandiri. Ini baru setengahnya. Yang benar adalah membuat tergantung. Tergantung (hanya) Kepada Allah. Lebur sempurna dengan kehendak-Nya. Inilah puncak semua kejadian dan proses. Ujungnya.

Di tengah guyuran debu merapi,

Wildhan

Artikel Terkait



Tags:

Jalan Panjang.web.id

Didedikasikan sebagai pelengkap direktori arsip perjuangan dakwah, silahkan kirim artikel maupun tulisan Tentang Dakwah ke jalanpanjangweb@gmail.com