jalanpanjang.web.id - Fadhilatul Ustadz Ad-Duktur Muhammad Badi’, Mursyid Am Ikhwanul
Muslimin dan Wakilnya, Ir. Khairat Asy-Syathir menyambut tamu istimewa,
mantan Presiden Amerika, Jimmy Carter (Ketua Yayasan Carter) dan
delegasi yang menyertainya di Kantor Pusat Ikhwanul Muslimin.
Dr. Mahmud Ghazlan, Jubir Resmi Ikhwan mengatakan dalam pernyataan
press: “Bahwa Carter menyampaikan ucapan selamat kepada Ikhwanul
Muslimin atas hasil pemilu parlemen. Beliau menegaskan bahwa kemenangan
ini menunjukkan rakyat Mesir cinta Ikhwanul Muslimin, dikarenakan
pengorbanan dan kedekatan mereka dengan seluruh elemen masyarakat Mesir.
Hasil kepustusan yayasannya menyatakan bahwa pemilu parlemen Mesir
berjalan dengan damai dan bersih, ini menunjukkan aspirasi rakyat
Mesir.”
Terkait problematika Palestina, Carter menegaskan bahwa hak bangsa
Palestina yang tertera dalam perjanjian damai tidak dihormati oleh pihak
Israel, sebagai buktinya Israel tetap melanjutkan perampasan dan
penguasaan wilayah-wilayah Palestina. Beliau menegaskan di masa
jabatannya, juga di masa Bush Senior berusaha untuk menghentikan apa
yang dilakukan oleh Israel, namun tidak berhasil. Akan tetapi Bush
Yunior dan Obama lebih toleran terhadap Israel bahkan memperbesar
dukungan terhadap Israel.
Fadhilatul Mursyid Am menyambut gembira atas kunjungan ini dan
mengapresiasi peran Yayasan Carter dan kesaksiannya terhadap pemilu di
Mesir. Hasil kemenangan ini merupakan tanggung jawab yang besar di
pundak Ikhwan yang berusaha untuk menunjukkan perubahan demokrasi yang
lebih baik, mewujudkan stabilitas dan membangun kemajuan di Mesir.
Beliau berharap perubahan ini bisa menjadi model bagi semua negara.
Fadhilatul Mursyid mengungkapkan juga bahwa sekarang ini zamannya
rakyat berkuasa menentukan kehendak mereka sendiri. Beliau mengharapkan
agar Dunia, terutama Amerika menghormati kehendak rakyat, karena
perubahan politik yang mendasar itu jika ada apresiasi dan pengakuan
terhadap para pemilih, menghentikan pemerintahan thagut diktator, dan
tidak intervensi terhadap urusan dalam negeri negara lain.
Beliau juga menolak kezhaliman yang terus berlangsung di Palestina.
Beliau menuntut agar Amerika tidak lagi mendukung Zionis, berlaku adil
dalam permasalahan ini, bukan sekedar statemen kosong yang kita dengar
dari Presiden Obama. Jika ingin Amerika dihormati oleh bangsa lain,
hendaknya ia juga menghormati perasaan rakyat negara lain.
Terkait dengan hubungannya dengan Dewan Tinggi Militer, beliau
menjelaskan bahwa peran Dewan Militer ada dua: Peran utama adalah
menjaga perbatasan negara dan memberi rasa aman. Inilah peran yang kami
banggakan dan kami apresiasi.
Kedua peran politik, yaitu peran transisi yang akan selesai pada waktu lembaga-lembaga tinggi negara terbentuk lewat pemilu damai. Dan posisi kami adalah mendukung jika Dewan Militer ini benar dan mengoreksi jika salah, sampai penyerahan kekuasaan ke rakyat sipil hasil pemilu.
Dalam penutup perbincangan, Fadhilatul Mursyid berulang kali
menegaskan pentingnya menghormati bangsa Palestina dan bekerja untuk
mengembalikan hak-hak rakyat Palestina yang terampas, menghilangkan
kezhaliman di bumi Palestina.
Jimmy Carter berjanji akan kembali ke Mesir pada saat pemilihan Presiden Mesir mendatang.
(io/al-ikhwan.net)