Visi secara sederhana dipahami sebagai ide bersama tentang hasil yang dinilai dan menjadi motivasi kerja suatu tim (Michael West, Effective Teamwork, 1998). Visi juga dipahami sebagai pernyataan luhur yang hendak dicapai seseorang atau suatu komunitas dan organisasi. Visi juga dipahami sebagai pandangan yang jelas tentang apa yang akan dilakukan, untuk apa melakukan, apa tujuan melakukan suatu perbuatan. Ibarat sebuah pohon, visi adalah bagian akar pohon, dimana nilai-nilai, motivasi dan keyakinan terbangun. Bisa juga dikatakan, visi adalah pulau harapan, dimana “perahu” usaha akan ditambatkan pada pelabuhannya.
Visi amat penting dalam mengarahkan kegiatan pribadi dan organisasi. Penggambaran lima orang pekerja bangunan yang tengah bekerja membuat masjid sering menjadi contoh tepat dalam memahami urgensi visi. Ketika ditanya tentang “Apa yang anda kerjakan di sini,” orang pertama menjawab, “Seperti yang anda lihat. Saya mencampur berbagai bahan bangunan”. Orang kedua menjawab, “Saya bekerja mencari uang di sini”. Orang ketiga menjawab, “Saya menyusun batu bata agar menjadi dinding”. Orang keempat menjawab, “Saya bekerja membuat sebuah masjid”. Sedangkan orang kelima menjawab, “Saya tengah membangun peradaban”.
Jawaban orang pertama hingga keempat tersebut tidak ada yang salah, karena itulah yang memang mereka kerjakan. Akan tetapi, jawaban orang kelima menandakan sebuah cita rasa ideal yang membuatnya bersemangat melakukan kerja. Tatkala ia menumpuk batu bata hingga menjadi masjid yang terbayang adalah sebuah masyarakat pemakmur masjid yang diliputi oleh keimanan, mereka mengatur kehidupan dengan semangat masjid, akhirnya terbentuklah peradaban baru yang Islami, bermula dari masjid.
Jika anda pemuda yang akan menikah, pernikahan anda saya sebut visioner apabila anda mengetahui persis bagaimana anda menikah, untuk apa anda menikah, pernyataan luhur apa yang melatarbelakangi pernikahan serta hendak anda capai dalam pernikahan tersebut. Saya tidak tertarik dengan tema pernikahan dini atau terlambat menikah, karena kapan anda menikah itu adalah sebuah pilihan. Tidak penting bagi saya menilai anda menikah pada usia berapa, namun penting bagi saya untuk meyakinkan anda bahwa anda harus punya visi dalam menjalani pernikahan.
Saya menjalani aktivitas sebagai konsultan pernikahan dan keluarga di Jogja Family Center lebih dari sepuluh tahun. Dari interaksi saya dengan sekian banyak masalah pernikahan dan keluarga, saya menemukan ada pernikahan yang visioner, ada pernikahan yang alamiah, ada pula pernikahan yang primitif. Jawaban-jawaban atas pertanyaan yang saya lontarkan kepada suami atau kepada isteri cukup memberi gambaran, apakah mereka menikah dengan sebuah visi yang jelas, atau sekedar memenuhi tuntutan biologis dan kelaziman hidup manusia, atau bahkan karena dipaksa dan terpaksa menikah setelah ada kejadian dan situasi tertentu.
Jika anda seorang pedagang, saya sebut anda pedagang visioner apabila memiliki gambaran yang jelas tentang peta kegiatan dagang yang akan anda lalui dan harapan-harapan masa depan yang anda inginkan. Anda berdagang bukan hanya mengalir mengikuti rutinitas kehidupan sebagai pedagang, namun memiliki sejumlah kreasi untuk mengembangkan usaha perdagangan anda karena adanya impian yang akan anda raih pada masa yang akan datang. Mungkin perdagangan anda masih kecil dan sederhana, namun harapan anda tidaklah sederhana. Visi menuntun anda melakukan aktivitas terbaik, visi membakar semangat anda melakukan inovasi dan bertahan menghadapi persaingan yang semakin berat.
Jika anda pegawai negeri, saya sebut anda PNS visioner apabila anda tidak hanya rutin bekerja mengikuti ritme “pada umumnya” yang berlaku di instansi anda. Datang pagi, masuk ruang kerja, mulai melakukan aktivitas kantor, jam sepuluh pagi ngopi di kantin sambil mengobrol, atau membaca koran dan mungkin membuka internet, setelah itu makan siang dan sorenya pulang. Anda merasa puas telah bisa mengerjakan serangkaian tugas yang menjadi kewajiban dan, merasa gembira bisa mencapai target yang dibebankan kepada anda.
Sebagai PNS anda harus memiliki pandangan yang jelas tentang masa depan bangsa, sehingga anda memiliki peta yang jelas tentang reformasi birokrasi dalam rangka perbaikan sistemik bangsa dan negara tercinta. Anda bukan sebagai pekerja namun anda adalah unsur perubah yang efektif untuk mengawaki jalannya perbaikan pemerintahan Indonesia. Ini yang dimaksud dengan visioner.
Jika anda guru, saya sebut anda guru visioner apabila anda tidak terjebak dalam aktivitas rutin belajar mengajar sesuai kurikulum yang telah ditentukan bagi anda. Visi menyebabkan anda memandang murid sebagai potensi kepemimpinan masa depan yang harus anda olah dan anda siapkan segala potensi kebaikannya untuk memimpin Indonesia menuju peradaban yang dicitakan. Anda berinteraksi dengan peserta didik penuh dengan dinamika, karena anda tengah menyiapkan calon presiden, calon menteri, calon pemimpin negeri.
Jika anda seorang ibu, saya sebut anda ibu yang visioner apabila anda tidak melakoni hidup ini apa adanya dengan sepenuh kekalahan. Anda adalah pelahir generasi pembangun peradaban mulia. Dari rahim anda lahirlah generasi baru yang akan menyongsong masa depan bangsa, maka anda menyusui, menimang, mendekap, mengasuh bayi dengan sepenuh hati. Bayi itulah cahaya mata yang akan membuka sejarah baru bagi Indonesia dan dunia. Anda tidak sedang menyusui seorang bayi yang lemah, namun anda sedang menyusui calon pemimpin peradaban masa depan dunia. Bayi yang anda gendong itu bukan saja anak anda, dia adalah anak sejarah yang dilahirkan untuk meneruskan jejak Musa as membelah lautan guna menyelamatkan umat manusia. Bayi yang anda gendong itu bukan saja buah pernikahan anda, namun dia adalah buah doa Ibrahim as “Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua (ku) Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku, benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doa” (QS. Ibrahim : 39).
Jika anda seorang ayah, anda menjadi ayah yang visioner apabila membimbing semua anggota keluarga utuk meniti jalan menuju surga. Anda atasi segala hambatan yang merintangi perjalanan anggota keluarga anda menuju surga. Sejak dari dalam rumah, anda ciptakan suasana “rumah kita adalah surga kita”, hingga akhirnya kelak bisa berkumpul bersama dalam keindahan surgaNya yang abadi. Anda bekerja mencari nafkah untuk menumbuhkan sebuah generasi ahli surga yang akan memimpin dunia menuju pencerahannya. Isteri dan anak-anak anda bukanlah beban, namun mereka adalah pahala yang Allah titipkan kepada anda agar Ia memberikan surga kepada anda.
Ya, jadilah visioner. Karena itu yang akan memberikan spirit, energi melimpah ruah dalam kehidupan kita. Sebagai apapun anda, jadilah visioner. Visi yang membuat hidup anda lebih hidup……
Cahyadi Takariawan
www.cahyadi-takariawan.web.id